Tahukah kita para pembaca sekalian, di antara enam ribuan ayat lebih yang diturunkan kepada baginda Nabi Muhammad Sall Allahu alayhi wasalam, ada satu ayat yang paling berat serta membebani Rasulullah ketika diturunkan.
Yaitu surat Hud ayat 112 yang membahas tentang keistiqamahan, Allah berfirman,
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
”Tidak ada ayat yang lebih memberatkan serta membebani Rasulullah ketika diturunkan melainkan ayat ini, oleh karena itu beliau bersabda ketika para sahabatnya berkata kepada beliau, ‘Sungguh cepat sekali engkau beruban’. Maka Nabi Muhammad menjawab, ‘Surat Hud dan yang semisalnya-lah yang telah membuatku beruban’.”
Perlu kita ketahui bersama bahwa memang istiqamah itu berat, memang istiqamah itu sulit, namun bukankah bersama kesulitan pasti ada kemudahan?
Allah Yang Mulia telah berjanji sebanyak dua kali dalam surah Al-Insyirah bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
Maka pada kesempatan kali ini, izinkan saya sedikit membagi tips agar kita mudah istiqamah di jalan Allah.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Tips yang pertama, mencari amal kebaikan yang ringan dan mudah dilakukan.
Pada suatu saat Ibunda Aisyah istri Nabi bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Nabi Muhammad menjawab
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten (terus-menerus) dilakukan meski sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam beramal shalih, cukup kita cari amalan yang ringan bagi kita. Karena amalan yang berat mungkin hanya bertahan sebentar dalam melaziminya, hanya segelintir orang yang Allah Subhanahu wa ta ala beri kelebihan dalam melaksanakan amal yang berat.
Misal ketika kita membaca Al-Qur’an, kita bisa mulai membiasakan diri dengan membaca sehari lima ayat, sehari tiga ayat atau bahkan sehari cukup satu ayat saja.
Mungkin para jama’ah berpikir, pantaskah membaca Al-Qur’an hanya sebatas lima, tiga atau satu ayat saja? Ketahuilah, ini jauh-jauh lebih pantas, daripada sehari kita tidak membuka mushaf sama sekali. Belum lagi mushaf yang sudah tidak pernah tersentuh berhari-hari lamanya.
Mungkin bisa jadi para jama’ah, mengapa kita sulit istiqamah? Karena di dalam pikiran kita tertanam yang namanya ibadah itu harus banyak jumlahnya, tidak boleh sedikit.