Oleh:
Sultan Arrya Farabie
Jurusan ekonomi syariah
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Mardiasmo, Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), menyebutkan dalam penerapan manajemen risiko yang efektif, ada lima hal yang dapat dilakukan untuk menerapkan tata kelola dan tata kelola yang baik.
“Yang paling utama bisa menerapkan manajemen risiko yang efektif adalah dimitigasi dulu, dinilai, diukur tingkat resikonya. Bagaimana kita bisa mengembangkan suatu sistem program tersebut termasuk rencana aksi, baik yang struktur termasuk proses governance untuk mengelola resiko itu,” kata Mardiasmo dalam National Conference IGRC 2022, Kamis (17/2/2022).
Ketika datang untuk menerapkan manajemen risiko yang efektif, itu melibatkan beberapa elemen. Pertama, perlu dipahami pentingnya tujuan organisasi dan kinerja yang ingin dicapai.
Yang kedua, Anda harus dapat terus mengidentifikasi risiko internal dan eksternal mengenai target tujuan Anda dan berhati hati pada risiko baru yang mungkin muncul.
Lalu yang ketiga, kemampuan menilai dan mengukur tingkat risiko, termasuk besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya potensi dampak dari setiap risiko.
Keempat, kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan sistem, program, prosedur, dan rencana tindakan untuk mengelola risiko yang teridentifikasi agar organisasi dapat mengantisipasi dan mengurangi risiko secara tepat waktu dan tepat.
Elemen kelima, penerapan tata kelola dan manajemen yang baik, harus dapat memantau dan mengevaluasi manajemen risiko agar risiko yang muncul dapat lebih dikendalikan dan dikurangi.
“Ketika dikelola terus dimitigasi (Resikonya), maka insya allah Government, Risk, and Compliance (GRC) bisa diterapkan di sektor bisnis, non bisnis, dan di universitas juga bisa dijalankan dalam skala kecil. Intinya check and balances harus berjalan di organisasi,” pungkas Mardiasmo.
Editor : Firman