SRAGEN, Beritategas.com – Keluarga Sakinah Mawadah Warahmah tidak luput dari peran seorang kepala keluarga atau suami. Slamet Widodo selaku Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Sragen menyampaikan Hadits Riwayat AT Tirmidzi No: 3895 dan Ibnu Majah No: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas saat dijumpai awak media Beritategas.com di rumahnya yang beralamat di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jumat (25/08/23).
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku”, HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas.
“Hadits tersebut sangatlah mulia. Sebuah hadits yang menunjukkan agar manusia bersikap mulia dan berlaku jujur. Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga. Maka menjadi keharusan, agar kita mencerna tingkat urgensinya. Istri harus dikasihi, bukan dipecundangi. Allah SWT menciptakan wanita sebagai makhluk yang lemah. Di sisi lain, seorang lelaki ditakdirkan untuk memimpin wanita dengan kelebihan yang dikaruniakan Allah SWT baginya”, jelas ndan SW (panggilan akrab).
Ditambahkan oleh ndan SW bahwa laki-laki memiliki sifat yang dominan ingin mengatur dan berkuasa. Sedang tindak tanduk istri akan menjadi penguji kesabaran seorang suami.
“Sifatnya yang dominan, ingin mengatur, berkuasa akan tampak saat berinteraksi dengan anggota keluarga, khususnya sang istri. Yang dimana istri adalah wanita asing yang masuk dalam kehidupan barunya. Tindak-tanduk si istri akan menguji kesabarannya. Lelaki yang buruk perangainya, akan terdorong berbuat aniaya kepada kaum yang lemah (istrinya). Kekerasan rumah tangga yang timbul dari suami terhadap istrinya, menunjukkan bahwa sang suami termasuk prototype orang yang lemah juga. Berbeda jika seorang suami termasuk sosok yang berkepribadian kuat, tegar lagi kokoh, maka hatinya tidak akan keras. Dia tidak tega berbuat aniaya terhadap kaum yang lemah”, tambahnya.
Bilamana suami mampu menguasai diri saat berhadapan dengan mereka, yaitu para wanita, sungguh kebaikan telah muncul pada dirinya. Bahwa orang yang paling tinggi derajatnya dalam kebaikan dan paling berhak meraih sifat tersebut ialah, orang-orang yang paling baik perlakuannya kepada keluarganya. Sebab, keluarga mereka itu merupakan orang-orang yang paling berhak dengan wajah manis dan cara bergaul yang baik, curahan kebaikan, diusahakan mendapatkan manfaat, dilindungi dari bahaya. Jika ada lelaki yang demikian, niscaya ia berpredikat sebagai manusia yang terbaik. Jika ia bersikap sebaliknya, maka ia berada dalam keburukan. Banyak orang yang terjerumus dalam keteledoran ini.
“Seorang lelaki, bila ia menjumpai keluarganya, maka menjadi sosok yang akhlaknya buruk, sangat pelit dan sedikit sekali berbuat baik kepada mereka. Tetapi, apabila bersama orang lain, maka engkau akan dihormati, akhlaknya melunak, jiwanya menjadi dermawan, ringan tangan. Tidak diragukan, laki-laki semacam ini adalah manusia yang terhalang dari taufik Allah SWT, menyimpang dari jalan yang lurus. Semoga Allah SWT memberikan keselamatan bagi kita dari hal itu. Aamiin”, pungkas ndan SW.
Pewarta : Widiyo Prakoso
Editor : Firman