Oleh Ustadz Sadam Husen
JAMBI, Beritategas.com – Para pembaca Beritategas.com yang dirahmati Allah, di Hari Jumat (15/09/2023) yang berbahagia ini kita bersua kembali semoga bapak/ibu dalam keadaan sehat selalu dan diberi kelancaran Allah dalam beraktivitas.
Setelah memuji kepada Allah SWT, bershalawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya. Marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Yakni mengerjakan apa yang diperintahkan serta menjauhi apa yang dilarang, kapanpun dan dimanapun, dalam keadaan bagaimanapun, senang maupun susah, gembira ataupun sedih.
Karena dengan kita bertakwa, Allah SWT pasti akan menjamin kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat, juga memberikan jalan keluar atas setiap masalah yang kita hadapi.
Menurut ustadz Sadam, berkumpul dengan orang shaleh merupakan salah satu anjuran dalam ajaran Islam. Tombo Ati alias obat hati pun salah satunya adalah bergaul dengan orang shaleh.
“Orang shaleh adalah orang yang melaksanakn semua kewajiban Allah, menjauhi semua larangan-Nya dan mengamalkan sunah-sunah Rasul. Tidak hanya itu saja akan tetapi dia juga melaksanakan kewajibannya terhadap sesama”.
Pembaca Beritategas.com dimana saja berada, bahwasanya dalam kehidupan ini kita tak boleh sama sekali menyalahkan takdir karena semua itu sudah ketentuan Allah SWT. “Takdir itu tidak pernah salah, hanya kita saja yang tak rela”. Yang perlu kita lakukan hanyalah memperbaiki diri secara terus menerus tanpa henti.
Begitu pula bila kita bermaksiat, kita juga harus rida pada takdir tersebut, namun tidak boleh kita bilang, “Saya bermaksiat karena takdir Allah”, ini namanya tak beradab.
Sikap yang paling benar adalah apa yang disampaikan oleh Syeih Abdul Qadir al-Jailani Ra, yaitu kita tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya, namun apabila memang sudah terjadi cukup menunaikan hak-haknya, yaitu beristighfar, bertaubat, menyesal, bersedih dan berjanji tak mengulangi lagi.
“Bukanlah lelaki sejati yaitu lelaki yang rela akan kemaksiatan dan beralasan dengan adanya takdir”.
Lelaki sejati adalah orang yang mampu menolak takdir. Kemudian jika takdir tersebut masih terjadi, maka orang itu memberikan hak-hak takdir dengan beristighfar, taubat, menyesal serta prihatin (atas apa yang dia lakukan).
Dan janganlah bertingkah laku seperti anak kecil yang selalu ingin orang lain memahami perasaan dan kebutuhanya.
Ketika minta mainan, seribu alasan orang tua tak akan pernah diterima, bahkan meskipun orang tua jujur sedang tak punya uang.
Dalam pandangan anak kecil, orang tua yang tidak memahami keinginanya, berarti tidak sayang lagi. Bersikaplah dewasa dengan selalu ingin memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.
Menurut Imam al-Ghozaliy, satu-satunya cara agar bisa menyandang status dewasa adalah dengan mu’asyaroh (bergaul), mukholathoh (membaur) serta terus belajar dari proses mu’asyaroh dan mukho/athoh tersebut.
Yang tentunya dengan mukholathoh yang benar, yaitu berteman dengan orang-orang yang baik.
Syeikh Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad Ra menyampaikan: “Mukholathoh (berbaur) dengan orang baik dan semajlis dengannya akan membuat hati cinta pada kebaikan dan terdorong untuk berbuat baik. Sebagaimana berbaur dengan orang buruk akan membuat hati cinta keburukan dan terdorong untuk berbuat buruk. Dan juga orang yang biasa berbaur dan ber-mu’asyaroh dengan orang lain maka seiring berjalannya waktu, dia pasti akan mencintainya, baik mereka orang-orang baik ataupun orang jelek. Seseorang akan bersama orang yang dicintainya, baik di dunia maupun di akhirat.”
Ada satu resep dari Imam Humam Muhammad bin Zain bin Sumaith Ra: “Bermujalasah-lah (berkumpul) hanya dengan orang-orang yang apabila engkau melihatnya dia akan mengingatkanmu pada Allah, yang perilaku dan himmah-nya akan membangkitkanmu menuju ke jalan Allah. Ketika kau menemukan orang itu, kau harus bersamanya dan jangan sampai melepasnya. Sungguh, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati daripada ber-mujalasah dengan orang-orang saleh dan tak ada sesuatu yang lebih berbahaya ketimbang bermujalasah dengan orang-orang lalai dan orang orang buruk.”
Dalam sebuah Hadits disebutkan:
“Seseorang akan bersama agamanya orang yang dia cintai”.
Dan disebutkan oleh para ulama: “Barang siapa bersama orang-orang baik maka Allah akan menjadikan dia pula termasuk golongan orang baik walaupun dia masih berkepribadian buruk. Dan siapa bersama orang buruk, Allah akan menjadikan dia pula termasuk golongan orang buruk walaupun dia berkepribadian baik. Dan apabila engkau tak mampu bersama orang baik, tak mampu melihatnya-seperti zaman sekarang, maka tak ada yang jauh lebih baik daripada menelaah perjalanan orang-orang saleh (siroh), menelaah cerita-ceritanya(akhbar), dan menelaah manaqib-nya.”
Pembaca Beritategas.com, hidup di dunia adalah kehidupan yang sementara. Di dunia kita seperti orang yang menumpang berteduh di pohon untuk beberapa saat.
Setelah itu kita melanjutkan perjalanan. Sedangkan akhirat adalah kehidupan yang abadi, untuk selama-lamanya.
Dengan berkumpul bersama orang-orang saleh, membuat kita meraih kedudukan yang sangat tinggi sehingga tidak rugi hidup di dunia, dan sanggup membawa bekal yang banyak untuk kehidupan di akhirat kelak.
Pewarta: A.Erolflin
Editor : Firman