Khadijah menenangkan hati Nabi, “Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu; selalu dan selamanya. Sebab, engkau adalah orang yang menyambung silaturahim, memuliakan tamu dan meringankan beban orang-orang yang kesulitan.”
Begitulah kata-kata seorang istri shalihah. Menumbuhkan dan meneguhkan semangat suami yang sedang menghadapi situasi pelik.
Dalam hadits yang lain, Rasulullah memperjelas sifat-sifat dan karakteristik wanita shalihah, “Maukah aku beritahukan kepadamu sebaik-baik perbendaharaan seorang laki-laki?
Ia adalah wanita yang shalihah: Apabila dipandang ia menyejukkan mata suaminya. Apabila diperintah, ia mematuhinya.
Apabila suami tidak dirumah, ia menjaga dirinya.” Pada masa salafus shalih, para wanita mendukung suami mereka untuk berjihad di jalan Allah. Bahkan ketika ada orang-orang yang mencoba menggoyahkan hati mereka, dengan keyakinan yang kuat, mereka membungkam para penggembos itu.
Dikatakan kepada mereka, “Bagaimana mungkin engkau membolehkan suamimu keluar berjuang, apakah engkau sanggup hidup sendiri?”
Mereka menjawab, “Orang yang biasa makan telah pergi, namun Sang Maha Pemberi rezeki tetap ada di sisi kami.”
Istri-istri shalihah di masa salaf, membantu suaminya untuk taat kepada Allah. Saat suaminya hendak keluar rumah mencari rejeki, istri shalelah berkata, “Hati-hatilah dengan pendapatan yang haram. Sebab kami sanggup menahan lapar dan fakir. Akan tetapi kami tidak akan sanggup bersabar menahan panasnya api neraka dan kemurkaan Allah Yang Maha Perkasa.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Demikianlah empat nikmat terbaik yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Semoga kita semua dipilih oleh Allah untuk mendapat empat nikmat tersebut.
Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman