Selain menelan puluhan korban jiwa dan ratusan orang luka-luka, gempa Cianjur mengakibatkan berbagai kerusakan di sejumlah wilayah terdampak.
BNPB mencatat, kerusakan gempa Cianjur meliputi bangunan rumah, pondok pesantren (ponpes), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), hingga gedung pemerintahan di Kabupaten Cianjur dan di Kabupaten Bogor.
Tanah longsor akibat gempa M 5,6 Cianjur juga terjadi di dua lokasi. Longsor terjadi di jalur utama Cipanas, Kabupaten Cianjur, dan longsor di kawasan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Imbas longsor di kedua lokasi tersebut mengalami pengalihan lalu lintas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menjelaskan alasan gempa Cianjur bersifat merusak.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan beberapa wilayah di Jawa Barat, termasuk Cianjur, termasuk dalam kawasan seismik aktif dan kompleks yang menjadikanya rawan dan sering terjadi gempa.
Tak hanya rawan gempa, Daryono menyebut wilayah-wilayah tersebut juga cenderung sering terdampak gempa dangkal. Pasalnya, kata dia, ada beberapa sesar-sesar yang ditemukan di wilayah tersebut.
“Jadi kompleksitas tektonik ini memicu, berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal atau shell low crustal earthquake, fakta tektonik semacam ini menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan rawan gempa secara permanen, dan dengan karakteristik gempa kerak dangkal atau shell low cluster earthquake ini,” kata Daryono saat konferensi pers via zoom.