SRAGEN, Beritategas.com – Umat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1445 H. Pada pagi hari sebelum melakukan kegiatan penyembelihan binatang Kurban, terlebih dahulu dilaksanakan Sholat Ied. Bertindak selaku Imam Sholat Ied adalah Ustadz Suroto (tenaga pendidik di MI Muhammadiyah Jabung) sementara Ustadz H. Ahmad Mudhofar Hasan (kepala Madrasah MIN Kwangen) menjadi Khotibnya. Sholat Ied dimulai pukul 06.15 WIB bertempat di Masjid At Taqwa dukuh Tlobong, Desa Jabung, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Senin (17/06/24).
Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat Islam, dimana hari raya ini untuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim yang mengorbankan putranya bernama Nabi Ismail.
Dalam Khotbahnya, Ustadz H. Mudhofar Hasan menyampaikan tentang kandungan isi Quran Surat Al Kautsar. Dimana diketahui bersama, Quran Surat Al Kautsar adalah surat terpendek dalam Al Quran.
“Allah SWT telah memberikan nikmat yang luar biasa terhadap hamba-hambaNya. Sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surat Al Kautsar ayat pertama. Yang artinya, Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak”, jelasnya.
Ustadz H. Mudhofar Hasan menambahkan bahwa dari nikmat yang telah Allah SWT berikan, manusia diwajibkan untuk mengerjakan Sholat dan berkurban.
“Dari nikmat melimpah yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambaNya, Allah SWT memerintahkan hamba-hambaNya untuk mendirikan Sholat dan berkurban. Sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surat Al Kautsar Ayat kedua. Yang artinya, Maka dirikanlah Sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah”, tambahnya.
Berkurban haruslah benar-benar diniati dari awal. Dimana harus adanya persamaan persepsi dari hati dan pikiran, karena kurban haruslah ikhlas dan membuang sifat kebinatangan yang ada dalam diri manusia.
“Kurban haruslah dilandasi dengan sifat ikhlas, dimana diwujudkan dengan penyembelihan binatang. Penyembelihan binatang kurban sendiri bermakna agar sifat seperti binatang yang ada dalam diri manusia dapat dihilangkan. Anggaplah setiap apa-apa yang kita berikan adalah sedikit dan apa-apa yang kita terima adalah banyak. Dari hal ini, kita bisa memaknai syukur nikmat dan menjauhi sifat kufur nikmat”, pungkasnya.
Pewarta : Widiyo Prakoso
Editor : Firman