BOYOLALI, Beritategas.com – Ikatan Alumni SMP-SMA 1 Boyolali (IKABI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) II pada hari Sabtu dan Minggu (08-09/10/2022) di Aula SMA Negeri 1 Boyolali.
Munas dimaksudkan untuk penyampaian pertanggungjawaban pengurus periode 2019- 2022, perubahan anggaran dasar dan perubahan anggaran rumah tangga serta pemilihan pengurus baru periode 2022- 2025.
Munas II IKABI ini dihadiri ratusan anggota IKABI berbagai angkatan. Hadir antara lain, Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan dan Sekretaris Provinsi Jateng, Sumarno.
Dalam sambutannya, Ketua IKABI 2019- 2022, Seno Kusumoarjo menjelaskan, IKABI tak ada kaitan dengan kegiatan politik apapun. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh anggota agar senantiasa menjaga kerukunan dan kekompakan.
“Yang penting tetap rukun, tetap jaga kekompakan,” kata Seno Kusumoarjo dalam sambutannya. Sabtu (08/10/2022).
Kendati para alumni masih menghendaki Seno menjadi ketua IKABI periode selanjutnya, namun Seno dengan tegas menolak. Ia menilai perlunya regenerasi.
Selain itu, tokoh masyarakat Boyolali ini mengingatkan bahwa jabatan hanyalah sebuah sandangan, baginya yang terpenting adalah perhatian dan kepedulian terhadap almamater masih sama seperti saat menjabat sebagai ketua.
“Meskipun tidak menjadi pengurus, saya tetap alumni, dan perhatian saya masih tetap seperti sebelumnya, tidak akan berubah,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Seno juga berpesan untuk kepengurusan periode mendatang jangan sampai ada voting.
“Tolong agar dirembug secara baik-baik. Kalau semisal ada tiga calon, ya tiga calon itu berembuk baik-baik. Nggak perlu berebut, wong jadi ketua IKABI itu ngrekoso. Betul itu,” ujarnya.
Pihaknya juga mengusulkan agar ada pemisahan ikatan alumni SMPN 1 dan SMAN 1 Boyolali. Sehingga tidak rancu. Hanya saja, jika usulan tersebut disetujui, maka perlu ada perubahan AD/ART.
“Usulan ini semata agar ikatan alumni bisa lebih jelas dan fokus saja.” ujarnya.
Diakhir kepengurusannya, Seno Kusumoharjo menyatakan, pengurus tak mau dipusingkan terkait laporan keuangan. Untuk itu, selama kepengurusan, pihaknya tak mau menerima sumbangan ataupun sponsor dari perusahaan.
Untuk kepengurusan kedepan, jika ada yang menyumbang agar disampaikan langsung kepada sekolah untuk membantu peningkatan fasilitas belajar mengajar.
“Dulu saat awal saya menjabat ada kas senilai Rp 60 juta sekian dan diakhir kepengurusan kami, kami titipkan kembali uang kas sebesar Rp 70 juta. Sebenarnya pengadaan yang diterima almamater kita, seperti 26 komputer dan lainnya dan itu didapat tanpa sponsor perusahaan maupun sumbangan dari pihak luar,” katanya.
Pewarta : Dwi Nur Biyanto
Editor : Firman