Jaga Lisan untuk Kesucian Puasa Ramadhan

JAMBI, Beritategas.com – Bapak/ibu yang dirahmati Allah.
Marilah kita bersama sama Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa kita kepada Allah dengan berusaha menjaga lisan kita agar dapat Istiqomah dalam menjalankan keta’atan kepada Allah dan sabar dalam menahan amarah yg menjerumuskan.

Pada kesempatan ini Jumat, (01/03/2024), ustadz Sadam Husen, S.Sy akan membawakan satu Tema yaitu :
Jaga Lisan Untuk Kesucian Puasa Ramadhan
Pembaca Beritategas.com yang dimuliakan Allah.
Menjaga lisan amat penting, bahkan dianjurkan diam jika tidak mampu mengucap yang baik, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam”. 

Bacaan Lainnya

Mungkin setiap diri merasakan lebih sulit menjaga lisan dari pada menjaga perbuatan, lisan sulit dikontrol sulit ditahan, bahkan terkadang kebablasan sendiri, tidak diniatkan tidak direncanakan tapi lisan bisa mengeluarkan kalimat-kalimat atau kata-kata yang bisa membuat luka hati saudaranya tak kian sembuh, lisan juga tanpa diniatkan bisa memberangus pahala yang kita lakukan.

Lisan juga walau tanpa diniatkan bisa membuat seseorang melakukan dosa besar, baik berbohong memfitnah ,mencaci, membuka aib, menggunjing bahkan bisa mencemarkan nama baik seorang muslim. Seandainya dosa-dosa yang disebabkan oleh lisan seseorang terjadinya ketika dia sedang berpuasa Ramadhan niscaya bisa merusak puasanya bahkan bisa membatalkannya.

Ibadah utama bulan suci Ramadhan adalah berpuasa, umat Islam dianjurkan menjauhi larangan Allah. Namun ada hal yang dilarang tetapi kadang diabaikan oleh orang puasa yaitu menjaga lisan, berkata kasar dan bergunjing serta berbohong meskipun kadang bercanda.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda: “Dari Abu Hurairah beliau bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian di suatu hari sedang berpuasa, maka janganlah dia berkata kotor dan berbuat kebodohan dan sia-sia. Bila dia dicaci oleh orang lain atau diperangi, maka hendaklah dia mengatakan, “Sesungguhnya saya sedang berpuasa.”

Kemudian, lisan yang kotor lahir dari hati yang kotor, jadi tidak mungkin seorang bisa melahirkan kata kata yang bersih kata kata yang sejuk jika hatinya masih dalam keadaan kotor.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (HR. Ahmad)

Masyiral muslimin Rahima kumullah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hati adalah sumber perbuatan dan perkataan, jika lisan kita yang selama ini sulit untuk dikendalikan, maka lebih baik kita obati sumbernya yaitu hati.

Yakinkan dalam diri kita bahwa setiap perkataan yang kita lontarkan yang pertama kali mendengarnya adalah Allah, mulailah dari sekarang setiap perkataan dan perbuatan yang bisa merusak dan membatalkan puasa Ramadhan kita sedapat mungkin kita kendalikan dengan memperbanyak mengingat Allah,
Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring.” (QS. Ali Imran: 190-191).

Selanjutnya hindari marah-marah, karna marahlah yang membuat lisan sulit dikendalikan. Semoga Allah selalu memberi hidayah kepada kita semua agar kita bisa selalu menjaga lisan kita sepanjang umur kita.

Pembaca yang berbahagia, begitu jelas ajaran Islam melarang berkata kotor saat sedang berpuasa. Berpuasa tetapi tidak menjaga lisannya tidak mendapat nilai dari puasanya, sesuai hadits Rasulullah saw yang artinya “Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dusta, maka tak ada hajat bagi Allah untuk menilai ibadah puasanya, meskipun ia bersusah payah menjauhi makanan dan minuman” (HR. Bukhari).

Ada “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu” (HR Ad-Dailami). Kualitas ibadah puasa ditentukan dari hati, ucapan, pendengaran, penciuman dan segenap jiwa raga yang sama-sama dipuasakan. 
Aamin Allahumma Aamin.

Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :banner 300x250
banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.