SRAGEN, Beritategas.com – Ditemui dikomplek makam Sultan Hadiyijaya (Joko Tingkir) dukuh Butuh, Kelurahan Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Lilik Sugiyarto selaku penasehat organisasi Kusumo Manunggal Roso dan juga trah Sultan Hadiwijaya membagikan sebuah cerita yang bermakna tentang sekecil apapun amalan baik akan mejadikan penolong ketika mendapatkan cobaan dari Allah SWT, Kamis (30/05/24).
Terdapat tiga (3) laki-laki yang berpergian dan menginap dalam gua. Tiba-tiba batu besar jatuh dari gunung dan menutupi mulut gua. Tidak ada celah sedikitpun untuk keluar dari dalam gua.
“Dalam keadaan mulut gua yang tertutup dan tanpa celah, diriwayatkan terdengar kata-kata bahwa Kalian tidak akan selamat dari batu besar ini kecuali jika kalian berdoa kepada Alah dengan menyebutkan amal baik kalian”, jelasnya.
Pemuda yang pertama menyampaikan amal kebaikana tentang berbaktinya dia terhadapa kedua orangtuanya.
“Ya Allah, aku memiliki dua orangtua yang sudah tua dan lanjut usia. Aku tidak pernah memberi susu di malam hari kepada keluarga dan budakku, sebelum memberi minum kepada kedua orangtuaku. Suatu hari, aku mencari sesuatu, ketika aku pulang ternyata mereka berdua telah tidur. Aku memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur. Aku enggan memberikan susu tersebut kepada keluarga atau budakku, sementara aku menunggu sambil membawa gelas sampai mereka berdua bangun. Ternyata mereka baru bangun ketika Subuh. Setelah keduanya bangun, mereka meminum susu tersebut. Ya Allah, jika aku melakukan itu semua karena mengharap ridha-Mu, maka bantulah kami agar terlepas dari batu besar ini”, tambahnya.
Batu besar yang berada di mulut gua pun tergeser sedikit seteh laki-laki tersebut berdoa dan menjelaskan amal baiknya.
Laki-laki yang selanjutnya menceritakan tentang perangkap zina kepada wanita cantik yang selama ini dia cintai, namun bisa dihindarinya.
“Kemudian laki-laki yang lain pun berkata, Ya Allah, dulu aku punya keponakan yang sangat aku cintai. Kemudian berlalu beberapa tahun, ia mendatangiku dan aku pun memberinya uang 120 dinar. Tapi aku memberikan syarat agar ia mau berzina denganku. la pun mau menerima tawaran itu. Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, ia berkata, Tidak halal bagi kamu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (nikah). Aku kaget dan langsung meninggalkannya, padahal dia adalah orang yang paling aku cintai. Aku juga meninggalkan emas (uang dinar) yang telah aku berikan kepadanya. Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka bantulah kami agar terlepas dari batu besar ini”, ujarnya.
Batu besara yang berada di mulut gua pun bergeser sedikit kembali. Namun dari geseran tersebut belum bisa untuk dilewati.
Giliran pun tiba kepada laki-laki yang ketiga (3), dia bercerita tentang sebuah amanah yang dijaga dari pekerjanya yang dulu belum mengambil upah kerjanya.
“Ya Allah, dulu aku pernah mempekerjakan beberapa pegawai dan aku memberikan gaji pada mereka, kecuali satu orang. Aku kembangkan uang gajinya hingga menjadi banyak. Suatu saat, ia mendatangiku, lalu bertanya, Wahai hamba Allah, bagaimana dengan gajiku dulu? Aku berkata kepadanya, bahea Setiap yang engkau lihat itulah gajimu dulu, yaitu ada unta, sapi, kambing dan budak. la pun berkata, Wahai hamba Allah, jangan bercanda! Aku menjawab, Aku tidak bercanda. Ia lalu mengambil semua harta tersebut tanpa tersisa sedikit pun. Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka bantulah kami agar terlepas dari batu besar ini”, lanjutnya.
Dan masya Allah, batu besar berasal dari gunung yang menutup mulut gua tersebut terbuka. Ketiga lelaki itupun bisa keluar dari dalam gua tersebut.
“Dapat kita ambil hikmahnya, bahwa sanya amalan baik sekecil apapun yang kita perbuat, akan ada timbangannya (berat) di hadapan Allah SWT yang kelak akan membebaskan kita dari kesulitan. Teruslah berlomba-lomba dalam kebaikan, Rahayu-rahayu”, pungkasnya.
Pewarta : Widiyo Prakoso
Editor : Firman