JAMBI, Beritategas.com – Para pembaca Beritategas.com yang berbahagia. Alhamdulillah kita bersyukur kehadirat Allah, atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat bersua kembali dengan ustadz Sadam Husen dalam keadaan sehat wal afiat. Adapun pokok kajian yang kita tampilkan dikesempatan ini yaitu “Jangan Sombong atau Takabur, Allah SWT Sangat Tidak Menyukainya”.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, ustadz Sadam Husen mengajak kita, marilah kita bertakwa kepada Allah ta’ala, taqwa dalam arti melaksanakan segala perintah dan mencegah segala larangan-Nya.
Juga takwa yang dapat menumbuhkan sifat sabar, sabar dalam arti menerima segala yang ditimpakan padanya dengan ikhlas, ridha, tabah dengan niat mengharapkan ridha Allah semata.
Sombong, angkuh, besar kepala adalah kata-kata yang mempunyai satu makna, yaitu menganggap dirinya yang lebih tinggi, lebih mulia dari pada yang lainnya.
Sifat sombong sangat tercela dalam agama, begitu pula oleh orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang berbudi luhur, hampir semua orang membencinya.
Kenapa?, karena sifat sombong bisa menimbulkan permusuhan dan hilangnya rasa keakraban antara sesama manusia.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam melarang umatnya berlaku sombong terutama terhadap sesama muslim.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh muslim bersumber dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda:
“Tidak masuk surga orang yang didalam hatinya ada sedikit kecil kesombongan. Lalu ada seorang laki-laki berkata: sesungguhnya ada seseorang yang senang berpakaian bagus dan sandalnya juga bagus”.
Beliau lalu bersabda : ”Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sedangkan sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan orang” (HR. muslim)
Dari hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam di atas, dapat diambil suatu pelajaran bahwa pintu surga tertutup bagi setiap orang yang dalam hatinya ada sifat kesombongan.
Seseorang tidak bisa dikatakan sombong hanya karena ia suka pakaian yang bagus-bagus saja. Karena arti sombong yang sesungguhnya ialah tidak mau menerima kebenaran dan menganggap rendah orang lain.
Tak masalah seseorang berpakaian bagus, mempunyai kendaraan dan rumah bagus selama dia berakhlak mulia dan tidak menganggap rendah orang yang status sosialnya dibawah dia.
Macam-macam takabur atau sombong itu ada tiga macam:
Pertama: Takabbur kepada Allah.
Yaitu mengabaikan tidak menghiraukan atau tidak memperdulikan terhadap agama Allah, tidak takut kepada ancaman Allah serta meremehkan dan mengabaikan syariat agamanya. Keadaan demikian telah disinyalir dalam firman Allah :
“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina” (Ghafir: 60).
Kedua: Takabbur terhadap rasul.
Yaitu enggan dan merasa hina untuk mengikuti petunjuk rasul, tidak sudi mengikuti Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Sikap takabbur demikian ini banyak dimiliki kaum Quraisy dimasa Nabi. Sebab mereka sama anggapan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam anak yatim yang tidak memiliki harta.
Sedangkan kaum Yahudi enggan mengikuti ajaran Rasulullah, sebab mereka beranggapan hanya bangsa Yahudi-lah yang berhak menerima kenabian. Namun pada kenyataannya Rasulullah, Allah utus dari tengah suku Quraisy, bukan dari kalangan bangsa Yahudi.
Contoh lain orang yang sombong terhadap Rasul adalah mereka yang menganggap bahwa perintah agama sudah usang dan kolot dan tidak modern.
Ketiga: Takabbur terhadap sesama manusia.
Yakni merasah lebih mulia, lebih agung, lebih tinggi,lebih alim, lebih kaya, lebih ganteng, lebih cantik, lebih bahagia, lebih kuat dari orang lain.
Dirinya menganggap remeh dan hina serta menganggap orang lain tidak berharga sama sekali dibanding dirinya sendiri. Ia menjadi gila hormat, gila pujian, tidak suka ditegur, tidak mau menerima pandangan orang lain walaupun pandangan atau nasihat itu benar.
Karena memang takabbur atau sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:
“Takabbur itu menolak kebenaran dan menghinakan hak-hak manusia” (HR. muslim)
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dalam kesehariannya mencontohkan kepada kita untuk tidak sombong dan peduli terhadap realitas lingkungan sekitar. Beliau menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, menunggang keledai, mendatangi undangan dari siapapun, dan lain sebagainya.
Kemudian Allah SWT juga berfirman dalam al-Quran :
” … dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman:18)
Menurut ustadz Sadam, untuk menghindari sifat sombong itu kita harus berlaku lunak dalam pergaulan. Sering-seringlah menengok para tetangga terutama yang sering tertimpa kesusahan, ikut mengantarkan jenazah, senang berkumpul dengan orang-orang miskin, suka bertegur sapa dengan sesama umat Islam, ringan kaki mendatangi undangan atau yang lain sebagainya.
Cara-cara demikian ini bisa menghilangkan sifat sombong seseorang. Sebaliknya jikalau kita sering memalingkan diri bila bertemu dengan teman atau kerabat, berpakaian yang mampu melampaui batas kewajaran, enggan mendatangi undangan kerabat, maka yang demikian ini merupakan tanda dari kesombongan, ujar ust. Sadam.
Para pembaca yang budiman, perlu kita ketahui, bahwa kesombongan atau takabur, kecongkakan, membesarkan diri dan merasa paling tinggi, agung dan megah serta yang paling mulia itu adalah termasuk hal-hal yang membahayakan dan merusak, baik kepada jiwa, akhlak, agama dan lain sebagainya. Sifat yang demikian merupakan salah satu penyakit yang sangat membahayakan, yang oleh karenanya setiap orang wajib berusaha menghilangkan, membasmi dan melenyapkannya.
Dalam kata lain usaha untuk mengobati penyakit takabbur atau sombong itu terletak pada diri kita sendiri.
Caranya adalah dengan memperbaiki hati, menolak segala godaan yang datang dan menghilangkan sebab-sebab yang mendatangkan kesombongan, serta menyadari kedudukannya di hadapan Allah sesosok makhluk yang berasal dari setetes air mani hina dan menjijikkan.
Firman Allah:
”Maka hendaknya manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpencar, yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tukang dada perempuan (at-Thariq: 5-7)
Maka jadikanlah firman Allah ini sebagai cermin dalam kehidupan kita sehari-hari agar kita tidak takabur ataupun sombong terhadap semua yang ada pada diri kita dan mari kita selalu berusaha dan berdoa kepada Allah agar sifat sombong tidak merasuki diri kita.
Sombong adalah sifat yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT. Sifat ini bisa menyelinap masuk tanpa disadari karena banyak hal.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslimin sudah seharusnya menghindari agar tidak memiliki sifat yang tidak mendatangkan ridha Allah SWT tersebut.
Demikianlah perjumpaan kita dengan ustadz Sadam Husen S.Sy semoga apa yang disampaikan ini menjadi bahan renungan bagi kita semua untuk menjadi manusia- manusia beriman dan bertaqwa dan jauh dari sifat sombong.
Aaamiin Allahumma Aamiin
Pewarta : A.Erolflin
Editor : Firman