JAMBI, Beritategas.com – Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo menghadiri sekaligus buka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Rakernas membahas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 di auditorium kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur Rabu (25/01/2023).
Dalam rakernas yang dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo itu, sekaligus akan diumumkan hasil pengukuran prevalensi stunting di seluruh Indonesia berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 oleh Kementerian Kesehatan.
Rakernas dihadiri kementerian dan lembaga, gubernur, bupati dan walikota, tim percepatan penurunan stunting pusat dan daerah, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga internasional. Jokowi memberikan arahan di hadapan sekitar 2.637 peserta.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, “Keluarga-keluarga saat ini menghadapi banyak tantangan. Disrupsi informasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan keluarga. Kita juga harus menyiapkan generasi untuk meraih Bonus Demografi dan mengisi Indonesia Emas 2045,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Pemerintah menargetkan angka stunting nasional turun menjadi 14% pada 2024. Berdasarkan SSGI 2021, terdapat 12 provinsi yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting.
12 provinsi dengan prevalensi stunting tersebut meliputi Nusa Tenggara Timur (37,8%), Sulawesi Barat (33,8%), Aceh (33,2%), Nusa Tenggara Barat (31,4%), Sulawesi Tenggara (30,2%), Kalimantan Selatan (30%), Kalimantan Barat (29,8%).
Selanjutnya Jawa Barat (24,5%), Jawa Timur (23,5), Jawa Tengah (20,9%), Sumatera Utara (25,8%), dan Banten (24,5%).
Angka stunting berdasarkan SSGI turun dari 24.4% di 2021 menjadi 21.6% di 2022. Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan merupakan tiga provinsi dengan penurunan stunting paling besar.
Kemudian Sebelas Intervensi Spesifik Stunting difokuskan pada masa sebelum kelahiran dan anak usia 6-23 bulan.
Intervensi Spesifik (30%) antara lain yang utama yaitu 1. Skrining anemia,2Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ini fokus ke remaja putrid, kemudian untuk ibu hamil yaitu 3. Pemeriksaan kehamilan (ANC), 4. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu hamil, 5. Pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
Selanjutnya pada balita, 6. Pemantauan pertumbuhan balita, 7. ASI eksklusif, 8. Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta, 9. Tata laksana balita dengan masalah gizi (Weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting), 10. Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi, 11. Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang menjadi pembicara pamungkas dalam Hari Jadi Provinsi Jambi ke-66 pada Rapat Paripurna di DPRD Provinsi Jambi (6/1/2023). Memberikan apresiasi kepada Provinsi Jambi terkait capaian penurunan stunting (pertumbuhan kerdil).
“Jambi alami penurunan Stunting yang cukup baik dari 22,4 persen pada tahun 2021, turun menjadi 18,0 persen pada tahun 2022, lebih rendah dibandingkan nasional,” Atau turun menjadi 4,4 persen persen. Mengko pada 2024 mengharapkan Jambi bisa mencanangkan angka stunting harus di bawah dua digit,” sambung Muhadjir.
Kepala BKKBN Jambi, Munawar Ibrahim mengharapkan anak-anak yang ada di provinsi Jambi dapat tumbuh dengan sempurna. Pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan stunting. Kita optimis dapat menurunkan angka stunting di Provinsi Jambi sesuai target tahun 2024 di angka 12 persen.
Rakernas BKKBN juga dihadiri Menkominfo Johnny G Plate, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Selain itu, turut hadir perwakilan dari DPR.
Pewarta : Erolflin
Editor : Firman