MAGELANG, Beritategas.com – Polresta Magelang Polda Jawa Tengah kembali menggelar kegiatan “Jumat Curhat” di wilayah Kabupaten Magelang. Kali ini Kapolresta Magelang mendengarkan langsung dan menampung keluhan serta masukan dari para petani di Kecamatan Windusari, Jumat (24/02/23).
Jumat Curhat dilaksanakan di Gubuk Petani Dusun Windusari Kidul, Desa/ Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Kegiatan berlangsung santai dan penuh keakraban antara masyarakat dengan Kapolresta dan jajarannya.
Kapolresta Magelang Kombes Pol Ruruh Wicaksono, S.I.K., S.H., M.H. hadir langsung didampingi Waka Polresta Magelang Kompol Aron Sebastian, S.I.K., M.Si, Kabag Ops Kompol Andre Bactiar Winanomo, S.Si, S.I.K., Kasat Intelkam Kompol Sri Haryono, S.H., M.H, dan Kasat Binmas AKP Haris Gunardi, S.H. Juga Kapolsek Windusari AKP Sutarman, S.H. beserta anggota, Kasi Propam Iptu Risyanto, S.H. dan Kasi Humas Iptu Prapta Susila.
Selain para petani Windusari, turut hadir dalam Jumat Curhat tersebut Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Windusari, Wahyudi, S.ST, dan Ketua Paguyuban Petani Kopi Windusari, Istanto. Serta belasan petani Windusari yang datang langsung dari sawah atau ladangnya.
Kapolresta Magelang Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengatakan kehadirannya beserta jajaran ingin mendengar langsung keluhan yang dihadapi para petani Windusari saat ini. Pihaknya berupaya memberikan solusi, atau menjembatani apa yang menjadi masukan para petani.
“Kami hanya ingin menampung apa yang menjadi keluhan petani. Semua keluhan dan masukan akan kami tampung dan kami teruskan ke pihak yang lebih berwenang. Kebetulan di sini hadir dari BPP Windusari, semoga dapat memberi jawaban atau solusi,” kata Kombes Pol Ruruh.
Salah satu petani, Pardi (60) mengeluhkan tentang sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Hal itu senada disampaikan oleh Muhklasin (50) yang mengeluhkan, selain sulit didapatkan harganya juga cukup mahal.
Menjawab hal itu, Kapolresta Magelang menyampaikan untuk menyiasati dengan pupuk organik buatan sendiri. Namun hal itu tetap akan disampaikan kepada pihak yang berkompeten tentang distribusi pupuk, kemudian Kapolres menyilakan Koordinator BPP Windusari memberi jawaban.
Dikatakan Koordinator BPP Kecamatan Windusari, Wahyudi, bahwa harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk sudah ditetapkan oleh Keputusan Bupati dan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2023. HET untuk Pupuk Urea Rp 2.250/kg, Pupuk NPK Rp 2.300/kg, dan untuk Pupuk NPK untuk Kakao Rp 3.300/kg.
“Sehingga seperti dikatakan Bapak Kapolresta tadi, karena harga pupuk subsidi mahal maka disiasati dengan pupuk organik buatan sendiri. Misal dengan pupuk kandang atau damen (batang padi) pasca panen. Artinya jangan sampai damen keluar (dipindah) dari persawahan, gunakan untuk pupuk organik,” kata Wahyudi.
Selanjutnya, Ketua Petani Kopi Windusari menjelaskan bahwa wilayah Windusari cocok untuk budidaya kopi Arabika. Selain ketinggian tempat yang bagus sesuai, harga kopi Arabika cukup tinggi, sekitar Rp 70.000/kg dibanding dengan harga kopi Robusta yang berkisar antara Rp 18.000/kg sampai Rp 23.000/kg. Juga tidak ada fluktuasi harga kopi Arabika.
“Terkait hal itu, kami para petani kopi Windusari mohon bantuan pupuk organik untuk tanaman kopi, juga bibit kopi Arabika yang bisa kami budidayakan di Windusari,” kata Istanto yang juga Ketua Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) itu.
Menjawab masukan dari Istanto tersebut, Kapolresta Magelang mengatakan tentang bantuan pupuk organik khusus untuk tanaman kopi akan disampaikan kepada Dinas Pertanian. Kemudian tentang bantuan bibit kopi Arabika, melalui BPP Windusari dijawab bahwa akan diberikan bantuan sebanyak 200.000 batang bibit kopi Arabika untuk petani Kabupaten Magelang.
Jumat Curhat berlanjut dengan masukan dari Pardi (47) yang menginginkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan), sehingga lebih cepat dalam mengolah lahan pada musim tanam.
“Karena Alsintan yang saat ini ada di wilayah kami sangat terbatas, sehingga antre saat membajak sawah,” katanya.
Kombes Pol Ruruh mengatakan akan menyampaikan hal itu kepada Bupati Magelang, diharapkan para petani di Windusari mendapat bantuan Alsintan seperti yang dibutuhkan.
Pewarta : Nur Malasari Ningsih
Editor : Widiyo Prakoso