KATY Gelar Talkshow Pendidikan, Sumbangsih Majukan Dunia Pendidikan

Talk show
Talk show digelar di Convention Hall lantai 2, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Acara yang diselenggarakan di Convention Hall lantai 2, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada pukul 08.00-13.00 WIB ini juga mengundang penanggap Ki Darmaningtyas (Pengamat dan Pemerhati Pendidikan), Muhammad Nur Rizal (Gerakan Sosial Menyenangkan), Drs. Jumadi, M.Si (Kepala Sekolah SMA 1), apt. Aris Widayati, M.Si., Ph.D (Konsultan BPMP DIY) untuk menguji efektifitas pelaksanaan kurikulum merdeka.

Wakil Ketua MPR RI, Arsul Sani menggaris bawahi bahwa kurikulum merupakan bagian dari amanat pembukaan UUD 45 dan UU sisdiknas no 20 th 2013, yang sedang diajukan RUU perubahan dan belum disetujui oleh DPR RI untuk dibahas karena masih banyak polemik yang terjadi berkaitan dengan perbedaan pandangan atas urgensi pergantian kurikulum dan seberapa besar dampaknya pada makna pembelajaran itu sendiri pada peserta didik, kapasitas guru dalam memahami, belum adanya panduan pelaksanaan yang utuh, biaya diseminasi untuk sekolah penggerak yang sangat besar dengan proses diseminasi kurikulum 2013, dan berbagai issue mendasar lainnya.

Dari catatan tersebut, bergulir respon narasumber sebagai pelaksana di lapangan dari kemendikbud ristek yang diwakili oleh Dr. Cecep bahwa yang melatar belakangi hadirnya kurikulum merdeka adalah adanya learning loss pasca pandemi, dan tingkat literasi dan numerasi yang masih rendah, sekolah penggerak dimaksudkan agar kemudian sebagai pioner yang nantinya akan bergulir seperti snowball, mengimbaskan pada sekolah lainnya dalam implementasi kurikuĺum merdeka. Dari Data sekolah pelaksana kurikulum merdeka terus meningkat dengan adanya pilihan mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.

Kepala sekolah SMA 2 Playen, Tumisih menyampaikan dengan menjadi sekolah penggerak di awal merasa kewalahan untuk beradaptasi karena berbagai hal teknis yang belum didapatkan panduan dan regulasinya, namun selanjutnya dengan pendampingan pelaksanaan kurikulum merdeka dirasakan sangat intensif, bahkan support dana dari pemerintah sangat membantu memenuhi kebutuhan pengembangan kompetensi guru.

Di satu sisi Kepala Sekolah SMA 2 Bantul Bu Isti, sebagai sekolah mandiri berubah, dengan melaksanakan P5 merasakan bahwa kompetensi guru meningkat untuk melakukan project based learning dan kultur belajar siswa meningkat dengan metode belajar yang lebih inovatif, walaupun terkendala di teknis pendanaan seperti u tuk pelatihan pengambangan SDM yang tidak di support.

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.