Kerinduan Sujud di Depan Ka’bah

JAMBI, Beritategas.com – Kerinduan untuk sujud di depan Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah Al-Mukarammah datang setiap saat. Rasa rindu dan kerinduan untuk sujud di depan Ka’bah adalah pengalaman spiritual yang umum dialami oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Bahkan yang sudah pernah melakukan perjalanan haji maupun umroh ingin lagi dan ingin lagi. Miliaran manusia berangkat menemui Ka’bah melalui ibadah haji atau umrah, setiap tahun.

Ka’bah, yang merupakan kiblat umat Islam, dianggap sebagai rumah Allah di bumi dan pusat ibadah. Sujud di depan Ka’bah, selain sebagai bentuk ibadah, juga merupakan momen untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT dalam menyampaikan pujian, pernyataan syukur, permohonan pertolongan dan permohonan doa kepada-Nya. Sehingga merasakan kedamaian spiritual.

Bacaan Lainnya

Sujud di depan Ka’bah adalah momen yang sangat istimewa. Selain sebagai bentuk ibadah, sujud di sana juga bisa menjadi momen untuk merenungkan nikmat Allah, memohon pertolongan, dan mempererat hubungan dengan-Nya.

Setiap jamaah haji yang pulang ke negerinya akan bercerita dengan beragam versi, baik lisan maupun tulisan. Ayah bercerita pada istri dan anaknya hingga kerabat-kerabatnya. Tetangga berkabar pada tetangganya. Guru berkisah pada muridnya. Para kiai bertutur pada para jamaahnya.

Kaum muslim perjalan di antara doa-doa, setiap sujud di Tanah Suci adalah cerita tentang rindu dan pengampunan, setiap tetes air mata di depan Ka’bah adalah bukti kerinduan yang akhirnya terbalaskan yang semula ragu untuk berhaji, berumroh.

Untuk melaksanakan haji dan umroh, ada dua kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT. Kesempatan umur dan kesempatan harta (biaya). Keduanya harus seiring, umur ada, tetapi biaya tidak ada, tidak bisa berangkat. Biaya ada, umur tidak ada, juga tidak mungkin berangkat.

Berjumpa dengan Ka’bah adalah kerinduan setiap Muslim di seluruh penjuru dunia. Sepanjang waktu jamaah menabung dan mempersiapkan diri agar mampu secara finansial dan fisik mampu berjumpa langsung dengan Ka’bah dan wukuf di Arafah.

Kini lama mengantre dapat mencapai 30 tahun untuk haji. Ada jemaah mengatakan, kerinduan melihat Ka’bah itu seperti kerinduan kekasih berjumpa dengan yang dikasihinya.

Sebagian kaum muslimin mengungkapkan rindu yang tak terucap, rindu pada sujud di depan Ka’bah, rindu merasakan kedamaian di rumah Allah. Setiap doa yang terbisik, setiap langkah menuju Baitullah, adalah harapan untuk bersujud di tempat yang paling suci.

Mengapa kita selalu rindu Ka’bah ?
Allah ta’ala berfirman:
”Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) Matsabatan (tempat berkumpul) dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, orang yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS al-Baqarah: 125).

Baitullah “Tempat yang dirindukan ruh, terus dirindukan sekalipun berulang-ulang dikunjungi setiap tahun.”

Ini semua adalah dari doa Nabi Ibrahim yang dikabulkan Allah ta’ala, saat berdoa:
“Ya Rabb kami! Sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku  di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman (yaitu Mekah) di dekat rumah Engkau yang suci, ya Rabb agar mereka mendirikan salat, Maka Jadikanlah Hati Sebagian Manusia Cenderung Kepada Mereka.  dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan; mudah-mudahan mereka bersyukur.” [QS Ibrahim: 37

Sujud di depan Ka’bah, merasakan ketenangan yang tak tergantikan. Setiap tetes air mata yang jatuh adalah bukti kerinduan pada Allah.

Rindu Baitullah, bukan rindu tempat biasa. Tapi rindu yang terselip di setiap doa dan sujud. Padahal Ka’bah nggak berubah, tapi hati kita yang selalu bergetar setiap kali mendengarnya.

Kalau kamu sekarang belum sampai ke sana, jangan kecil hati. Bisa jadi Allah sedang memurnikan niatmu. Sedang menumbuhkan rindumu jadi cinta.
Agar nanti, ketika kamu benar-benar di depan Ka’bah, yang keluar dari matamu bukan cuma air mata, tapi juga syukur yang tak terbatas.

Simpan saja rindu Baitulah baik-baik, dalam setiap sujud sampaikan kepada Allah, sampai Allah berkata: “Waktumu sudah tiba, datanglah ke rumah-Ku.”

Bagi yang belum pernah, semoga segera Allah panggil. Bagi yang sudah, semoga bisa kembali lagi. Karena tak ada tempat yang lebih menangkan selain rumah-Mu, ya Rabb.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan Mekkah sebagai kota suci, yakni sejak penciptaan langit dan bumi.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari penaklukan kota Mekkah :
“Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat“.

Pembaca, mari kita melangkah menuju Tanah Suci dan merasakan indahnya ibadah di hadapan Ka’bah diselimuti oleh rasa khusyuk dan keberkahan.

Semoga setiap langkah yang kita ambil dalam perjalanan rohani menuju Baitullah membawa keberkahan dan mendekatkan kita pada-Nya dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur yang mendalam. (Dissarikan dari bebagai sumber).

Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.