Kesehatan Reproduksi Seorang Perempuan Saat Hamil Mempengaruhi Kualitas 2 GENERASI Berikutnya

Kesehatan
Kepala BKKBN Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo SpO (K)

BELITUNG, Beritategas.com – Kepala BKKBN Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo SpO (K) menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi perempuan sangat menentukan kualitas generasi berikutnya, namun, banyak perempuan cenderung mengabaikan kondisi reproduksinya.

Ada tiga fase yang mesti diperhatikan setiap perempuan terkait dengan kesehatan reproduksinya, yakni menstruasi, kehamilan, dan menopouse.

Bacaan Lainnya

Selaras arah kebijakan RPJMN Tahun 2020-2024 yaitu meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dimana salah satu adalah peningkatan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi.

Hal ini disampaikan Hasto pada pertemuan nasional tim kerja bidang KBKR dalam rangka penyelarasan program dan kegiatan KBKR tahun 2023 di Belitung, Rabu (01/03/2023), kemarin.

Edukasi secara konsisten tentang kesehatan reproduksi penting dilakukan. Reproduksi merupakan bagian penting dari kualitas hidup seorang perempuan.

“Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi kesehatan reproduksi terutama terjadi pada tiga fase, yaitu menstruasi, kehamilan, dan menopouse,” ujarnya.

Kemudian Dokter Spesialis Kandungan Konsultan Hasto Wardoyo mengatakan, beberapa wanita kadang kurang disiplin dalam merencanakan kehamilan. Padahal, pada proses perencanaan kehamilan atau prakonsepsi dapat dilakukan identifikasi faktor kebiasaan, kesehatan, sosial, dan lingkungan yang dapat memengaruhi kesuburan dan kehamilan sehingga dapat dilakukan intervensi yang sesuai.

“Persiapan sebelum masa kehamilan sangat penting karena periode pembentukan organ pertama terjadi pada usia kehamilan 3-10 minggu, Namun, 30 persen ibu hamil ternyata baru mulai melakukan kunjungan antenatal di usia kehamilan lebih dari 12 minggu,” katanya.

Selanjutnya, penyelenggaraan program keluarga berencana kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), dimana AKI tahun 2022 sebanyak 189/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) diangka 16,85/1.000 kelahiran hidup.

Pencegahan peningkatan AKI dan AKB dapat dilakukan dengan pendekatan akses pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) pada para Pasangan Usia Subur (PUS) yang berpotensi menjadi akseptor.

Hasto juga mengemukakan, saat ini masih terdapat gap data tempat pelayanan KB dengan sumber dari Kemenkes dan IBI, antara lain jumlah puskesmas menurut data kemenkes lebih sedikit dibandingkan dengan data SIGA BKKBN, jumlah rumah sakit menurut data Kemenkes RI lebih banyak dibandingkan dengan data SIGA BKKBN, dan jumlah praktek mandiri bidan yang terdata oleh IBI lebih banyak dibandingkan data SIGA.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyaknya tempat pelayanan KB yang belum teregister dalam SIGA. Untuk itu kepada perwakilan BKKBN Provinsi dapat segera melakukan pemetaan dan melakukan registrasi fasilitas pelayanan Kesehatan atau fasyankes yang ada diwilayahnya.

Kebijakan yang berkaitan dengan tim kerja bidang KBKR adalah meningkatkan Akses dan Kualitas Penyelenggaraan KBKR yang komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran. pelayanan KB yang saat ini dilaksanakan menggunakan pendekatan health system 6 building block yang bertujuan untuk menurunkan morbiditas, mortalitas dan fertilitas.

“Penguatan edukasi dan pembinaan kespro pada remaja dan kelompok resiko tinggi” perlu terus diupayakan kata Hasto.

Kemudian, nutrisi yang baik sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan buah hati selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Perhitungan priode emas 1000 hari pertama kehidupan yaitu diawali selama 270 hari masa kehamilan, kemudian 730 hari setelah kelahiran.

Dalam masa 1000 HPK terjadi perkembangan otak (80%) dan organ-organ lain, untuk itu kepada ibu-ibu hamil perlu diberikan asupan yang beragam, bergizi seimbang dan aman, pemeriksaan kehamilan, Metode Amenore Laktasi (MAL), KB Pascapersalinan, pencegahan penyakit infeksi, hindari 4 terlalu, hindari 3 terlambat, deteksi dini kanker leher rahim.

Kemudian terhadap anak berikan asupan yang beragam, bergizi seimbang dan aman, inisiasi menyusu dini (imd), asi eksklusif, pencegahan penyakit infeksi, pendidikan kesehatan reproduksi, pola asuh yang baik.

Pewarta : A. Erolflin
Editor : Firman

Ikuti Kami di :banner 300x250
banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.