JAMBI, Beritategas.com – Program ‘ferienjob” di Jerman menjadi trending topic akhir-akhir ini. Hal ini setelah Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menyatakan bahwa sebanyak 1.047 mahasiswa yang ikut program ferienjob adalah kasus dugaan TPPO dengan modus program magang mahasiswa ke negara Jerman.
Program ferienjob di Jerman dinyatakan oleh kepolisian sebagai kasus TPPO setelah KBRI Jerman menerima aduan dari empat mahasiswa yang mengikuti program tersebut. Pihak kepolisian merilis bahwa sebanyak 33 universitas di Indonesia terlibat TPPO pada program fereinjob di Jerman tersebut.
Bareskrim menetapkan lima tersangka, salah satunya seorang guru besar perguruan tinggi Universitas Jambi berinisial SS. Dasar kepolisian menjerat pelaku dengan pasal TPPO karena para mahasiswa dipekerjakan secara non-prosedural sehingga mengakibatkan tereksploitasi.
Universitas Jambi juga mengikut sertakan para mahasiswanya ikut program ferienjob di Jerman.
Ferienjob adalah program kerja yang dirancang oleh pemerintahan Jerman buat mahasiswa yang mau bekerja untuk mendapatkan uang tambahan di saat liburan kuliah.
Universitas Jambi dalam siaran pers menyebutkan, kegiatan ini diawali pada awal 2023, di mana pada saat itu PT. CV-Gen dan PT. Sinar Harapan Baru (SHB) yang di fasilitasi oleh Prof. Sihol Situngkir menawarkan program Ferienjob kepada Universitas Jambi sebagai program internship internasional bagi mahasiswa Universitas Jambi ke Jerman selama 3 bulan pada Oktober hingga Desember 2023. Yang pada saat itu diinformasikan bahwa program ini telah diikuti berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Kemudian Universitas Jambi membuka pendaftaran serta melakukan sosialisasi program ini kepada para mahasiswa yang berminat untuk mengikuti program Ferienjob ke Jerman melalui media zoom meeting. Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan teknis pelaksanaan magang dan pekerjaan yang akan dilakukan. Salah satu informasi yang disampaikan adalah magang dan pekerjaan yang akan lebih mengandalkan fisik.
Sebelum pendaftaran dibuka, tanggal 9 Juni 2023 Universitas Jambi melakukan nota kesepahaman (MoU) antara Universitas Jambi dan PT. SHB tentang Penyelenggaraan Program Internship International bagi Mahasiswa Ke Jerman tersebut.
Setelah dilaksanakan seleksi dan serta pemenuhan kelengkapan persyaratan, diputuskan sebanyak 87 mahasiswa dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi peserta magang ke Jerman dan diumumkan secara resmi.
Peserta yang memenuhi syarat pada tanggal 22 September 2023 mengikuti pembekalan tentang kultur dan budaya kerja di Jerman serta dilakukan pelepasan secara resmi.
Untuk pembiayaan program magang ini menggunakan biaya mandiri yang ditanggung oleh masing-masing peserta. Dan dalam hal ini PT. SHB menyediakan dana talangan bagi peserta yang memerlukan dalam bentuk pinjaman. Adapun pengembalian pinjaman tersebut dipotong dari gaji yang didapat.
Tentang gonjang ganjing ferienjob di Jerman, awak Beritategas.com berhasil berbincang-bincang dengan peserta ferienjob di kampus UNJA, Kamis (28/03/2024).
Peserta tersebut meminta namanya disamarkan, kita panggil saja Boy berasal dari Sumatra Utara.
Ia menceritakan pengalaman positif dan merasa senang dengan pengalaman magang di Jerman.
Ia berbekal uang secukupnya, sesampai di Jerman selama dua minggu ia belum ditempatkan oleh agency.
Selama waktu tersebut, ia sempat menikmati perjalanan kebeberapa kota Jerman dengan naik kereta secara gratis. Ia bahkan hampir sampai keperbatasan Jerman-Austria. Ia bahkan telah menginjakkan kakinya di negara Belanda, dan Perancis dan beberapa negara Eropah lainnya.
Setelah mendapat penempatan, ia berada di Jerman agak pelosok yaitu Ottersberg. Ottersberg adalah sebuah kotamadya di distrik Verden, di Lower Saxony, Jerman. Letaknya sekitar 20 km sebelah utara Verden, dan 28 km sebelah timur Bremen.
Untuk membeli kebutuhan hidup ia harus ke pasar yang agak begitu jauh.
Kemudian untuk mencapai lokasi ferionjob ia harus menempuh jalan kaki lebih kurang 8 kilometer.
Kendaraan yang lalu lalang boleh dibilang tidak ada. Kalau malam terasa gelap karena lampu penerangan jalan tidak ada.
Si Boy mencoba berpikir agak mendalam, ngak sanggup di fisiknya setiap hari harus berjalan kaki sejauh itu, 16 kilometer pulang pergi.
Dengan modal yang sudah mulai terkumpul ia putuskan untuk membeli sepeda. Berkat adanya trasportasi sepeda, terasa kondisi badannya agak fit.
Si Boy dapat job dibagian pengalengan makan, makanan siap saji untuk supermarket. Rata-rata ia bekerja sehari selama 8 jam, kalaupun ada lebih itu dihitung sebagai lembur. Rekan kerjanya banyak dari negara Afrika.
Dari sepuluh orang rekan kerjanya, hanya ia diminta untuk kembali. Orang-rang Jerman membutuhkan tenaga yang ulet. Ia juga berhasil menguasai bahasa Turki, karena konsumen tempat ia bekerja kebanyak orang Turki. Pada bulan ketiga, pekerjaan tidak begitu melelahkan, ia sudah bisa menggunakan forklift.
Ia berharap kalau berangkat kembali ke Jerman, ada agency yang bonafit dalam mengelola ketenagakerjaan.
Dengan berakhirnya waktu ferienjob, ia harus kembali ke Indonesia, ke Kampus UNJA tercinta untuk menyelesaikan skripsi. Sepeda yang memperlancar transportasinya selama di Jerman, ikut dibawa ke Jambi. Sebagai salah satu tanda kenangan-kenangan dari Jerman, ungkap si Boy.
Kunjungi : www.unja.ac.id.
Pewarta : A.Erolflin
Editor : Firman