JAMBI, Beritategas.com – Saat ini, puasa Ramadhan sudah memasuki hari kesepuluh. Disebutkan dalam hadits bahwa 10 hari pertama merupakan turunnya rahmat atau disebut ’Fase Rahmat’.
Dari Abu Hurairah, Ramadhan itu adalah bulan yang awalnya penuh dengan rahmat. Di pertengahannya (Fase Maghfiroh) penuh dengan ampunan. Dan, di ujungnya fase pembebasan dari api neraka.” (HR Ibnu Abi Dunya dan Ibnu ‘Asakir).
Bulan Ramadan adalah anugerah dan nikmat yang agung yang telah diberikan oleh Allah Su kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Di dalamnya terdapat keutamaan-keutamaan dan hikmah khusus yang diberikan Allah kepada hambanya yang ikhlas dan tulus menjalankan ibadah puasa, serta ibadah-ibadah lainnya.
Dalam hadits disebutkan jika telah datang Bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan dibelenggu.
Begitu mulianya bulan Ramadan, secara khusus Rasulullah Saw mengingatkan, lau ya’lamul ‘ibadi ma fi ramadhan laa tamanna ummati an takuna sanati kulluha romadlon. Artinya, andaikan umat manusia ini mengetahui keutamaan bulan Ramadan, maka niscaya umatku mengharap satu tahun menjadi ramadan.
Melaksanakan puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi tiap Muslim. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).
Ustadz Sadam Husen dalam ‘Kuliah Tujuh Menit’ (Kultum) yang disampaikan saat shalat tarawih di Masjid Baitul Makmur, Muaro Jambi, mengingat tentang Keistimewaan-Keitimewaan Ramadhan, Minggu (09/03/2025).
Ibarat ada discont besar-besaran, mau ngambil apa tidak. Demikian, di bulan Ramadhan banyak pahala yang dilipatkan gandakan oleh Allah Subhanalu wa ta’ala atas amalan-amalan yang dilakukan hamba-hambanya.
Sebagaimana dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi, bahwa dimasa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terdapat tiga orang yang berkawan. Dua diantaranya gugur sebagai syahid di medan jihad. Kemudian setahun setelah itu yang ketiga meninggal dunia.
Ternyata setelah kemudian tiga orang tadi meninggal dunia, ada salah satu Sahabat yang melihat dalam mimpi bahwasanya orang yang ketiga, yang matinya di atas kasur, tidak mati sebagai syahid, kedudukannya di akhirat malah lebih dulu masuk surga dibandingkan dua kawannya yang gugur sebagai syahid. Satu hal yang mengherankan.
Maka para Sahabat pun datang menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan menceritakan hal ini. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian menjelaskan.
Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena dia umurnya lebih panjang satu tahun. Pada saat itu dia berpuasa Ramadhan dan puasanya adalah puasa yang berkualitas dan tentu selama satu tahun tersebut dan mengerjakan sekian banyak shalat fardu dan shalat-shalat sunnah. Karena itulah jarak antara dia dengan dua kawannya adalah jarak antara langit dan bumi.
Hal ini menunjukkan betapa mulianya tamu Ramadhan. Betapa dia adalah nikmat besar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita. Dan sungguh celaka, dan sungguh siallah orang yang ceroboh ketika dia berjumpa dengan Ramadhan dan tidak bisa mengisi Ramadhan secara baik, tidak bisa mengisi Ramadhan dengan maksimal. Sungguh ini adalah keteledoran yang sangat memalukan. Sungguh ini adalah keteledoran yang sangat tragis dan menyedihkan.
Maka mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kepada kita hidayahNya dan menuntun langkah-langkah kaki kita sehingga kita menjadi orang-orang yang sukses di bulan Ramadhan dan kita keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa-dosa kita.
Allahu Akbar. Satu fadhilah yang sangat luar biasa.
Mari kita optimal ibadah di bulan suci Ramadhan baik siang maupun malam hari.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman