JAMBI, Beritategas.com – Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) mengadakan pertunjukan teater berjudul “Butandang” dengan menampilkan budaya Kabupaten Kerinci, Jambi.
Butandang merupakan tradisi masyarakat Kerinci dalam mencari pasangan hidup, dimana seorang lelaki akan mendatangi rumah perempuan idamannya, dalam proses mencari jodoh ini ada banyak tradisi yang harus diikuti seperti dalam berkomunikasi mengunakan pantun hingga memakai sarung. Jam kunjungan juga tidak boleh di atas pukul 22.00 WIB.
Jika ikhtiar pria dalam mencari jodoh ini berjalan mulus atau si wanita bersedia di peristri maka pria akan meninggalkan tanda seperti memberikan sarung milik pria ke wanita tersebut.
Pementasan teater “Butandang” pernah dipentaskan di Taman Budaya Jambi pada Juni 2024 lalu. Pergelaran ini dihadiri oleh Dosen Sastra Indonesia FKIP UNJA serta dihadiri ratusan penonton dari berbagai kalangan seperti siswa SMA yang ada di kota Jambi, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Pementasan berikutnya masih dalam penjajakan ujar Rilect Amigos, Senin 9 September 2024.
Penulis naskah Butandang Rilect Amigos yang merupakan mahasiswa Sastra Indonesia FKIP UNJA mengatakan alasannya mengadakan pertunjukan teater dengan budaya Kerinci.
“Saya sebagai penulis ingin mengenalkan Tradisi Butandang yang berasal dari Kabupaten Kerinci, dengan segala ke khasannya, dan alasan mengapa budaya ini harus dikenal orang, karena untuk melestarikan budaya tak benda serta budaya lisan yang terkandung dalam tradisi ini. Saya mengangkat tradisi ini dikarenakan ingin penonton lebih mudah menikmati sajian yang dipentaskan, mengingat Butandang merupakan suatu tradisi yang paling dekat dengan anak muda,” ujar Rilect Amigos. Senin (9/9).
Rilect Amigos juga mengatakan secara tidak langsung tradisi Butandang ini kurang lebihnya mirip seperti Ngapel, hanya saja ada beberapa aturan yang harus dipatuhi dan ini juga memiliki nilai Moral dan mengajarkan Adab bagaimana cara bertamu ke rumah seorang perempuan.
“Saya sebagai penulis juga memasukkan kritikan terhadap tradisi pernikahan di Kerinci yang mana orang dengan pangkat tertentu punya patokan harga tertentu untuk bisa dinikahi,” ungkap Rilect Amigos.
Sutradara dari pementasan teater ini merupakan mahasiswa Sastra Indonesia FKIP UNJA Angkatan 2022, Nabila mengucapkan terima kasih dan apresiasi untuk para aktor agar bisa berkembang lebih baik dalam pementasan selanjutnya.
“Sebagai sutradara, saya ingin menekankan pentingnya interprestasi mendalam terhadap naskah, saya sangat mengapresiasi kerja keras para aktor sehingga bisa tampil dengan baik. Saya berharap pementasan ini dapat memberikan pengalaman yang berkesan bagi penonton, saya harap untuk para aktor agar bisa berkembang jauh lebih baik dan terus berkarya kedepannya,” ucap Nabila.
Kunjungi : www.unja.ac.id.
Pewarta : A.Erolflin
Editor : Firman