Hadirin rahimakumullah. Sebagai seorang muslim, ada dua hal yang harus kita tanamkan dalam diri kita ketika pada pergantian tahun.
Pertama, masuknya tahun baru merupakan nikmat yang harus kita syukuri karena Allah telah memanjangkan umur kita.
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Qs.ibrahim ayat 7.
Kenyataan yang ada, hanya sedikit di antara kita yang memperingati tahun baru dengan syukuran, memanjatkan do’a kepada Allah sebagai wujud syukur terhadap nikmat dipanjangkan umur kita.
Yang kedua kesadaran akan semakin bertambahnya umur dan semakin dekatnya kepada kematian akan mendorong kita untuk melakukan muhasabah (mawas diri/self control) untuk meningkatkan taqwa dan menjadikan diri kita yang lebih baik.
Dalam surat al-Hasyr Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18).
Dengan muhasabah seorang mukmin akan meningkatkan derajat ketakwaannya.
Inilah orang pandai yang dimaksudkan Rasulullah dalam salah satu hadisnya :
Dari Syaddad bin Aus ra. Rasulullah saw. Bersabda:
Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengin-introspeksi diri dan beramal untuk kematiannya. Orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan saja kepada Allah.
Menurut ust. Sadam, agar kehidupan kita bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya maka di penghujung tahun 2024 ini, ada beberapa hal yang perlu menjadi renungan kita bersama antara lain:
Sejauhmana kita telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sejauhmana kita melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar?
Sejauhmana kita bisa memanfa’atkan umur kita? Sudahkah kita melakukan ibadah dengan benar? Sudahkan mencari rizqi dengan cara yang halal?
Sudahkah kita mengeluarkan kelebihan harta yang kita miliki? Sudahkah kita mengamalkan ilmu yang kita miliki? Dan masih banyak lagi lainnya.
Jamaah rahimakumullah.
Setelah kita mengadakan muhasabah diri maka tidak ada jalan lain pada saat peringatan tahun baru nanti kecuali memanjatkan syukur kepada Allah dan berdoa’ semoga Allah memanjangkan umur kita dalam kedaan ta’at kepada-Nya. Terhindar dari kemaksiatan dan mencegah isteri, anak-anak kita dan keluarga kita memperingati tahun baru dengan cara maksiat dan mungkar.
Aamiin yarobbal ‘alamin.
Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman