JAMBI, Britategas.com -Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengelar kegiatan buka bersama serta diskusi publik bertema “Pemilu dan Kemerosotan Demokrasi Indonesia” untuk memperkuat silaturahmi yang berlokasi di RM Pondok Indah Mahligai, Kamis (28/03/24).
Kegiatan diisi oleh narasumber terdiri dari Dr. Dedek Kusnadi, S.Sos., M.Si dan Dr. M. Nuur, S.Sos., M.Sy dosen tetap Prodi Ilmu Pemerintahan UIN STS Jambi. Kemudian Dr. M. Yusuf, S.Sos., M.IP dosen Ilmu pemerintahan Universitas Jambi serta M. Sahlani, S.Sos., M.Si teori dan peneliti lembaga survei Indo Barometer. Keduanya merupakan alumni Prodi Ilmu Pemerintahan UIN STS Jambi dari berbagai angkatan.
Acara dihadiri langsung Dekan Fakultas Syariah Dr. Habriyanto, Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Yudi Armansyah, M.Hum, Ketua IKA Ilmu Pemerintahan Fransisco Chaniago, S.Sos., M.Pd, dosen, mahasiswa serta alumni Ilmu Pemerintahan dengan jumlah 100 peserta.
Dalam Sambutanya, Dekan Syari’ah Dr. Habriyanto memberikan apresiasi penuh bahwa Prodi Ilmu Pemerintahan adalah salah satu prodi yang tepat untuk mengembangkan diskusi ataupun penelitian di bidang sosial politik, sehingga ke depan kegiatan semacam itu perlu ditingkatkan dalam rangka penguatan keilmuan dan kelembagaan untuk mewujudkan UIN STS Jambi sebagai kampus reservasi kebaikan dan keunggulan.
“Saya sangat mengapresiasi penuh kegiatan ini, karena bertemu dan berdiskusi merupakan langkah nyata dalam mewujudkan visi dan mii UIN STS Jambi,” kata Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
Dilansir dari uinjambi.ac.id, Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Yudi Armansyah, M.Hum juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini rutin diadakan setiap bulan Ramadhan dengan mengundang para dosen, mahasiswa dan alumni. Selain sebagai ajang silahturahmi dan buka bersama, kegiatan diisi dalam bentuk diskusi publik tentang isu kebangsaan yang menjadi isu hangat tentang menurunnya kualitas demokrasi di Indonesia. Indikatornya dapat dilihat dari data Freedom House yang mengungkap indeks demokrasi Indonesia turun dari 62 poin pada tahun 2019 menjadi 53 poin diakhir tahun 2023. Selain itu, ada dua persoalan krusial di pemilu 2024 (Kompas.id), yaitu munculnya calon presiden yang diperkirakan pelanggar hak asasi manusia dan dinasti politik yang dimainkan penguasa.
Pewatra : M.Riki Apriadi
Editor : Firman