Menjadi Keluarga Allah di Luar Ramadhan

JAMBI, Beritategas.com – Pada kesempatan yang berbahagia ini Jumat (05/04/2024), kita kembali bersua dengan ustadz Sadam husen, S.Sy dengan tema “Menjadi Keluarga Allah di Luar Ramadhan”.

Para pembaca Beritategas yang berbahagia, mari kita selalu mensyukuri segala nikmat yang luar biasa dari Allah. Nikmat kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan suatu apapun. Kebahagiaan bertemu secara sempurna dengan bulan ramadhan, semua itu datangnya tidak lain dan tidak bukan hanyalah dari Allah semata.

Shalawat beriringkan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada uswatun hasanah umat Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in, tabiut tabiin.

Bapak/ibu yang berbahagia.
Bulan Ramadhan telah hampir usai, tidak lama lagi ia akan pergi meninggalkan kita semuanya, beserta kemuliaan dan keutamaannya.

Untuk itu Ustadz Sadam Husen mengajak kita sekalian untuk tidak kendur dalam menjalankan amal shalih, walaupun Ramadhan akan meninggalkan kita .
Ramadhan adalah momen pembentukan karakter seorang muslim, penggemblengan jasad dan jiwa untuk terus terbiasa dalam melakukan amal shalih, terutama membaca Al-Qur’an, qiyamul lail, dan puasa.

Oleh sebab itu mari kita jaga bersama apa yang sudah kita biasakan di bulan Ramadhan dan kita praktikkan kembali di bulan-bulan selanjutnya, sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang beruntung, sebagaimana perkataan yang menyebutkan,
“Siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia menjadi orang yang beruntung.

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mempunyai keluarga di dunia dari kalangan manusia, keluarga yang anggotanya dipilih langsung oleh Allah subhanahu wa ta’ala”.
Alangkah bahagianya ketika ada seorang muslim yang dipilih oleh Allah untuk menjadi keluarga-Nya.
Artinya, ketika Allah sudah memilih hamba-Nya maka hamba tersebut bukanlah hamba yang sembarangan, dia memiliki keistimewaan yang sungguh luar biasa diantara hamba yang lainnya.

Beliau SAW ditanya, ’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau SAW menjawab, ’Mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Di dalam kitab Syarh Sunan Abi Dawud disebutkan bahwa orang yang dipilih oleh Allah menjadi keluarga-Nya adalah mereka yang sudah pasti menjadi wali Allah dan orang yang dicintai oleh Allah, yaitu :
“Mereka yang selalu dekat dengan Al Quran, senantiasa mempelajari hingga mengamalkan Al Quran, Allah Swt jadikannya keluarga. Saat kita sudah menjadi keluarga-Nya, Allah Swt akan menaungi hidup ini dalam keberkahan dan yang paling utama adalah dapat bertemu di surga-Nya”, Aamiin.

Lalu apa keuntungan ketika kita menjadi keluarganya Allah?

Bapak ibu rahimani wa rahimakumullah.
Di dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disebutkan, “Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang digunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang digunakan untuk memegang dan Aku menjadi kakinya yang digunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada–Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada–Ku pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari).

Syaikh Shalih al-Utsaimin dalam kitab Syarh Arbain Nawawi memberikan penjelasan bahwa janji Allah kepada mereka adalah dengan ditunjukkan kepada perbuatan-perbuatan yang diridhai-Nya dan setiap permintaannya akan dikabulkan oleh Allah, jika dia butuh pertolongan, perlindungan Allah akan melindunginya.
Pertama adalah Menjadi Ahli Qur’an
Ada dua amalan yang hendaknya dilazimi oleh seorang hamba agar terpilih menjadi keluarga Allah subhanahu wa ta’ala. Amalan yang pertama adalah menjadi ahli Al-Qur’an.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga diantara manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka ya Rasulullah?” Rasul pun menjawab, “Para ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.” (HR. Ahmad).
Keluarga Allah yang pertama adalah mereka ahli qur’an, orang yang menjadikan aktivitas membaca Al-Qur’an sebagai rutinitas. Tiada hari dan waktu yang ia gunakan untuk kegiatan yang sia-sia kecuali untuk membaca Al-Qur’an. Maka dari itu, orang yang membiasakan diri membaca Al-Qur’an, mereka akan dijadikan oleh Allah sebagai keluarga-Nya.

Kedua adalah Memakmurkan Masjid
Amalan berikutnya yang harus dilazimi oleh seorang hamba agar terpilih menjadi keluarga Allah subhanahu wa ta’ala adalah senantiasa memakmurkan Masjid.
Allah berfirman dalam Surat At-Taubah Ayat 18,

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

“Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid, mereka adalah Ahlullah (keluarganya Allah).”
Sebagaimana kita pahami bahwa masjid-masjid Allah itu adalah rumah Allah, artinya orang yang menjaga, merawat, dan memakmurkannya, mereka akan diberi balasan yang sungguh luar biasa dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Di bulan Ramadhan masjid-masjid akan selalu ramai. Entah itu di pagi hari, siang hari, bahkan di malam pun tak sedikit orang yang memilih tidur di masjid daripada tidur di rumahnya. Hal itu karena di bulan Ramadhan kita mengerti bahwa segala amal shalih yang dikerjakan akan dilipat gandakan.
Maka kebiasaan inilah yang harus kita lestarikan bukan hanya di bulan ramadhan saja. Kewajiban memakmurkan masjid bukan hanya kewajiban takmir saja. Akan tetapi bagi siapa pun kaum muslimin, berkewajiban untuk menjadikan masjid di dekatnya menjadi makmur.

Sebab salah satu misi diberdirikannya masjid adalah untuk digunakan sebagai tempat ibadah kaum muslimin.

Salah satu efek positif ketika masjid itu bisa ramai adalah akan menguatkan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin. Karena masjid merupakan tempat yang menjadi pusat berkumpulnya kaum muslimin tak kurang 5 kali dalam sehari.

Karena itulah setiap muslim berkewajiban untuk selalu memakmurkannya agar ukhuwah kaum muslimin bisa semakin solid.
Adapun mereka yang enggan untuk merapat ke masjid maka ia bagaikan hewan yang menjauh dari gerombolannya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
“Sesungguhnya setan adalah serigala (bagi) manusia, seperti serigala (bagi) kambing, yang memakan kambing yang sendirian. Takutlah pada perpecahan dan tetaplah bersama jamaah yakni kebanyakan manusia (golongan besar orang mukmin) dan masjid” (HR. Ahmad)

Kalaulah ada seorang muslim yang menjauh dari masjid tentu ia akan dijadikan target utama bagi setan untuk digelincirkan agar bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Ustazd Sadam Husen mengajak kita semua, “Jangan sampai masjid-masjid di daerah kita hanya ramai setahun sekali, jangan sampai masjid kita hanya ramai di bulan ramadhan saja, tapi jadikan masjid kita menjadi masjid yang selalu ramai setiap waktunya,” ujarnya.

Pewarta: A.Erolflin
Editor : Firman

Ikuti Kami di :banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250
banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.