Menteri Kebudayaan RI dan Rektor UNJA Hadiri Pembukaan The 13th BWCF 2024

JAMBI, Beritategas.com – Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) kerjasama dengan Universitas Jambi menggelar acara pembukaan The 13th BWCF 2024 yang mengusung tema “Membaca Ulang Hubungan Muaro Jambi-Nalanda dan Arca-arca Sumatera (Mengenang Satyawati Suleiman)” di Ratu Convention Center (RCC), Selasa (19/11/2024).

Kegiatan ini berlangsung dari 19 hingga 23 November 2024 di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi. Acara ini juga didukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V dan Pemerintah Provinsi Jambi.

Bacaan Lainnya

Acara pembukaan dihadiri oleh Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon, Pjs Gubernur Provinsi Jambi, Dr. H. Sudirman, S.H., Rektor UNJA, Helmi, Wakil Gubernur Jambi periode 2005/2010, Drs. Antony Zeidra Abidin, Kurator BWCF, Prof. Dr. Cecep Eka Permana, serta sejumlah tokoh budaya, termasuk Duta Besar RI di India, H.E. Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, Penasehat BWCF Society, Prof. Dr. Mudji Sutrisno, dan akademisi internasional seperti Dr. Marijke Klokke dari Universitas Leiden, Belanda.

Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon, dalam sambutannya, menyampaikan kegembiraannya bisa hadir di Jambi, yang ia anggap sebagai kota bersejarah dengan potensi budaya yang sangat besar.

“Saya senang sekali bisa hadir di Jambi yang bersejarah untuk membuka kegiatan BWCF, sebuah forum literasi seni dan budaya yang menggabungkan masa lalu dan masa kini, serta menjadi jembatan untuk masa depan,” ujar Fadli Zon.

Ia juga menekankan pentingnya peran arkeolog dan civitas akademika dalam mengungkap dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia, khususnya yang terdapat di Muaro Jambi.

“Potensi yang sangat besar dari Muaro Jambi ini merupakan bukti bahwa kekayaan budaya nasional kita ini memang nyata,” tambahnya.

Pjs Gubernur Jambi, Dr. H. Sudirman, S.H., menyampaikan rasa bangga atas pelaksanaan BWCF 2024 di Jambi.

“Atas nama masyarakat dan Pemprov Jambi, selamat datang ke Provinsi Jambi kepada Bapak Menteri dan tamu undangan. Jambi dikenal dengan sejarah yang panjang dan kaya budaya, dengan komplek candi yang begitu luas. Melalui festival ini, kita mengingatkan pentingnya budaya sebagai akar yang harus kita rawat dan jaga,” ujarnya.

Rektor UNJA, Helmi, juga menyampaikan kebanggaan atas kerja sama dengan BWCF dalam pelaksanaan festival ini.

“UNJA sangat bangga bisa bermitra dengan BWCF 2024 sebagai bukti konkret partisipasi civitas akademika dalam pelestarian kebudayaan Melayu di masa kini dan masa depan,” ujarnya.

Ia berharap melalui kegiatan ini, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNJA dapat berkembang kembali dan meminta dukungan dari Menteri Kebudayaan untuk mendorong pengembangan program studi terkait di UNJA.

“Dengan adanya kegiatan ini, FIB akan kembali dan saya mohon kepada Menteri Kebudayaan untuk mendukung dan mendorong kembali FIB UNJA,” tambahnya.

Kurator BWCF, Prof. Dr. Cecep Eka Permana, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tema festival tahun ini mengangkat hubungan sejarah antara Muaro Jambi dan Nalanda, India.

“BWCF tahun ini lebih bernyali, bukan hanya keluar dari kawasan Borobudur, tapi juga menjelajahi Pulau Sumatera. Pemilihan tema kebudayaan Jambi bukan kebetulan, karena Muaro Jambi, dengan komplek candinya, menyimpan banyak peninggalan prasasti,” ujar Prof. Cecep.

Ia juga menekankan pentingnya mengenang arca-arca Sumatera yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu.

“Muaro Jambi dulunya merupakan pusat pendidikan Buddhis terbesar di Asia Tenggara, menjalin hubungan erat dengan Universitas Nalanda di Bihar, India, serta menjadi pusat pengetahuan yang mendukung kejayaan Nalanda,” tambahnya.

Acara ditutup dengan pemukulan gong, sesi foto bersama, dan pemberian penghargaan BWCF: Sang Hyang Kamahayanikan Award 2024 yang diberikan oleh Penasehat BWCF Society, Prof. Dr. Mudji Sutrisno dan Y.M Bhante Ditthi Sampanno Thera, Ph.D. Selain itu, acara juga menyajikan pidato kebudayaan oleh Dr. Marijke Klokke dari Universitas Leiden, Belanda, serta program launching buku oleh para narasumber yang hadir.
The 13th BWCF 2024 diharapkan dapat menjadi ajang penting dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia, serta mempererat hubungan internasional melalui kolaborasi budaya yang lebih luas.

Kunjungi : www.unja.ac.id.

Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.