KARANGANYAR, Beritategas.com – Gunung Lawu letaknya di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, gunung Lawu terletak di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Jumat (10/02/23).
Gunung Lawu mempunyai panorama alam yang indah dan menawan mempunyai daya magnet tersendiri bagi beberapa pendaki gunung hingga dan pariwisata.
Sukerdi, warga setempat mengisahkan legenda Babad Lawu, gunung Lawu adalah gunung yang paling tua di pulau Jawa itu menurut sebuah cerita. Konon Gunung Lawu ini sebagai tempat beristirahat Prabu Brawijaya Raja Majapahit atau Dyah Ranawijaya lebih dikenalnya sebagai Raja Brawijaya V (walau banyak versi mengenai Sang Prabu Brawijaya ini).
Pada waktu itu Kota Yang Tertua di Pulau Jawa adalah Kediri, namun untuk tempat-tempat angker di Gunung Lawu memiliki dua (2) tempat angker.
“Konon ada beberapa tempat petilasan dan moksanya Dyah Ranawijaya atau Prabu Brawijaya V ada di Kaki Gunung Lawu, tepatnya ada di candi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Karena menghindari pertumpahan darah dan kekisruhan di Majapahit, Dyah Ranawijaya Prabu Brawijaya V pergi meninggalkan kerajaan Majapahit secara diam-diam, Dyah Ranawijaya atau Prabu Brawijaya V melakukan perjalan jauh dengan menelusuri hutan belantara ke gunung Lawu dengan didampingi oleh penasihat setianya yaitu Sabdo Palon”, jelasnya.
Pada saat sebelum sampai ke puncak Gunung Lawu, Dyah Ranawijaya Atau Prabu Brawijaya V dan pengawalnya berjumpa dengan 2 orang abdi dalem atau kepala dusun (Bayan) yaitu Dipa Menggala dan Wangsa Manggala. Mereka berdua ikut menemani Sang Raja sampai pada akhirnya, Prabu Brawijaya moksa di Hargo Dalem dan pengawal setianya Sabdo Palon moksa di Hargo Dumilah, pada awalnya Prabu Brawijaya memberi pesan kepada ke-2 abdi dalam itu.
“Dalam pesan Sang Prabu Brawijaya mengangkat Dipamenggala jadi Sunan Gunung Lawu yang menguasai semua makhluk gaib. Sementara Wangsa Manggala diangkat sebagai patihnya dengan gelar sebutan Kyai Lawu. Pada versi sejarah yang lain menjelaskan jika Prabu Brawijaya V ke gunung Lawu dikejar-kejar oleh Adipati Cepu yang merupakan jajahan kerajaan Majapahit karena dendam. Karena itulah Prabu Brawijaya V moksa di Hargo Dalem sedangkan abdi dalem setianya Sabdo palon Moksa di Hargo Dumilah”, tambahnya.
Lalu Prabu Brawijaya pun bersumpah kalau pada suatu saat nanti ada beberapa orang dari Cepu atau keturunan langsung dari Adipati Cepu datang di Gunung Lawu, maka nasibnya akan nahas di gunung Lawu. Menurut cerita kabarnya ke-2 abdi dalem telah berbeda bentuk, Sunan Gunung Lawu berubah menjadi makhluk gaib dan Kyai Lawu berubah menjadi jelek Jalak warna gading.
“Jika pada saat ada pendaki Gunung Lawu yang mendaki gunung Lawu dan punya niat baik maka Kyai Jalak akan menemani untuk sebagai petunjuk jalan. Apabila punya niat jelek, maka itu nasibnya akan apes”, ungkapnya.
Gunung Lawu sangat dipercayai mempunyai nyawa yang terdiri dari 3 puncak gunung, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan puncak paling tingginya namanya Hargo Dumilah. Warga setempat dan beberapa orang meyakini barang siapa saja yang datang ke Gunung Lawu ini dianggap seorang tamu dan tamu yang datang di Gunung Lawu harus bisa menjaga perkataan dan perlakuan harus sopan dan baik Konon Gunung Lawu mempunyai tempatnya penuh mistis.
“Para pengunjung atau para pendaki harus berhati-hati dan sopan bisa menjaga perkataan dengan baik jika tidak maka akan naas nasibnya di Gunung Lawu”, imbuhnya.
Kono sang Gunung bisa mendengar setiap ucapan yang kasar atau perbuatan perbuatan tidak santun maka akan memberi ganjaran. Karena itulah beberapa pendaki dan pengunjung harus waspada dan berhati-hati saat mendengar suara berisik seperti orang jualan di pasar, yang dikenal dengan pasar setan atau pasar Dieng. Dan jangan pernah terima apa saja dari orang yang mendadak menawarkan sesuatu. Jika ada suara yang menawarkan sesuatu cepatlah buang uang koin atau apa saja yang dimiliki dan ambilah segara batu atau daun yang ada disekitar anda itu akan membuat anda selamat.
“Hal mistis yang lain banyak sekali, diantaranya mendengar beberapa suara yang aneh seperti suara wanita menangis minta bantuan, ada suara gamelan dan seperti suara tersengal-sengal seperti orang dikejar kejar serta masih banyak cerita mistis lainnya. Gunung Lawu ini sebagai pusatnya spiritual di tanah Jawa. Bagi beberapa pendaki gunung dan para pengunjung juga dilarang memakai pakaian hijau pupus bila dilanggar akan naas nasibnya, inilah juga larangan/ pantangan yang harus dipatuhi di Gunung Lawu dan tetaplah waspada juga tidak boleh jadi ketakutan karena itu asal dipatuhi semua pantangan/larangan-larangan yang ada di Gunung Lawu”, pungkasnya.
Pewarta : Dwi Nurbiyanto, Suprapto dan Joko Purwanto
Editor : Widiyo Prakoso