SRAGEN, Beritategas.com – Mengulik cerita lama atau belajar sejarah, bagi sebagian orang mungkin memakan waktu, pikiran dan sedikit menguras isi dompet. Namun berbeda dengan Yoto Teguh Pambudi, pemuda asal Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen ini. Sejak pulang usai merantau dari Ibu Kota, Yoto (panggilan akrab) melakukan kegiatan menggali sejarah yang dimulai dari sekitar wilayah Kecamatan Gemolong dan menyebar sampai Wilayah Kabupaten Sragen, Sabtu (12/08/23).
Yoto menjelaskan bahwa kegiatan ngulik sejarah adalah terinspirasi pidato Bung Karno pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia pada 17 Agustus 1966 tentang Jasmerah.
“Saya mengutip tentang Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah atau disingkat Jasmerah. Yang dimana Jasmerah adalah semboyan yang terkenal yang diucapkan oleh Presiden RI pertama Soekarno dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966. Ini lah sebagai dasar saya untuk nlusur sejarah”, jelasnya.
Beberapa tempat telah ditelusuri, mulai Kecamatan Gemolong, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Mondokan, Kecamatan Sambungmacan dan sudah hampir meliputi 20 Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sragen.
“Begitu mendapat informasi yang menarik tentang sejarah, saya langsung upayakan datang ke lokasi dengan menggali informasi warga sekitar dan tokoh masyarakat. Kalau saya ingat-ingat, dari 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen sudah saya telusuri. Ada yang dalam satu kecamatan saya nlusur di dua (2) – tiga (3) tempat, karena memang tempatnya banyak peninggalan sejarahnya”, tambahnya.
Rata-rata tempat yang ditelusuri adalah seperti benda atau tempat peninggalan kerajaan, peninggalan penjajah, tempat-tempat yang dikeramatkan dan makam-makam tua.
“Sasaran telusur saya rata-rata benda peninggalan kerajaan seperti makam-makam raja, yoni, petilasan dan senjata-senjata pusaka. Sedang untuk peninggalan penjajah biasanya Tugu Triangulasi, Landhuis (rumah besar sejenis villa milik orang Belanda) dan menelusuri peta-peta kuno. Kabupaten Sragen kaya akan hal-hal tersebut, sayang ketika hal-hal tersebut hanya beberapa orang yang mengetahuinya. Saya memiliki slogan “Nlusur, Buku dan Kamu adalah Candu” demi mengetahui dan menyebarluaskan peninggalan-peninggalan bersejarah yang berada di Kabupaten Sragen”, pungkasnya.
Pewarta : Widiyo Prakoso
Editor : Firman