JAMBI, Beritategas.com – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Jambi melakukan Orientasi Peningkatan Kapasitas Pelayanan KB Bagi Tenaga Kesehatan (Nakes) di Fasyankes, Jejaring dan Jaringan yang diikuti oleh bidan yang ada di daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
”Orientasi ini bertujuan untuk melatih peserta agar mampu melakukan pelayanan kontrasepsi di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) sesuai standar,” kata Ketua Tim Kerja 13 Perwakilan BKKBN Jambi, Eva Regina Gurning saat kegiatan orientasi di Aula Dinas PPKB Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muara Sabak, Selasa (18/07/2023).
“Kegiatan orientasi dibuka oleh Sekretaris Dinas PPKB dan dihadiri oleh 30 (tiga puluh) orang peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan, IBI, Penanggung Jawab Klinik KB, dan Koordinator PKB di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,” tutur Eva.
Adapun sebagai pemateri disampaikan oleh 3 orang narasumber yaitu Ketua Pengurus Daerah IBI Provinsi Jambi, serta Ketua Pokja 13 dan Pokja 14 dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi.
BKKBN menyadari kesadaran masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi jangka panjang sangat tinggi, jadi dibutuhkan tenaga kesehatan yang trampil dalam pelaksanaan pelayanan KB yang baik guna memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Ketua Kelompok Kerja 14, Ririn Okta Permata Sari mengungkapkan,“Kita mengharapkan agar tenaga kesehatan dapat memberikan Pelayanan KB yang sesuai dibutuhkan oleh masyarakat, oleh para Pasangan Usia Subur (PUS) yang membutuhkan KB, sehingga seluruh ketersedian alat kontraspsi yang kita miliki dapat kita manfaatkan dan diperuntukan untuk masyarakat yang ada di disekitar tempat para bidan mengabdi,” jelas Ririn.
KB merupakan salah satu pilar dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu karena terbukti efektif dan hemat biaya dalam menyurangi beban penyakit pada kesehatan ibu dan anak, serta mencegah kehamilan tidak diinginkan pada ibu berisiko tinggi.
Dalam program KB, tenaga kesehatan berperan sebagai SDM yang mengelola program dan memberikan pelayanan KB. Tenaga Kesehatan yang berwenang untuk memberikan pelayanan adalah dokter atau bidan.
Salah satu tantangan program KB untuk dapat memberikan layanan aman dan bermutu yang menjangkau luas masyarakat adalah bagaimana meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, tidak saja dalam teknis pelayanan kontrasepsi, tetapi juga konseling pilihan kontrasepsi.
“Semoga dengan orientasi ini dapat meningkatkan kemampuan SDM bidang Pelayanan KB terutama tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan maksimal bagi akseptor,” harap Ririn.
Pewarta: A. Erolflin
Editor : Firman