BATURAJA – Melalui Media sosial Jimy dan rekannya tunjukan hasil pembuatan pisaunya. Laris manis pesanan pun datang menghampirinya.
Di emperan samping rumah berukuran 3 x 4 meter milik Jimy yang beralamat di Villa Indah Permai Blok H No 12 RT 23 RW 3, kelurahan Sekar jaya Kecamatan Baturaja Timur, terlihat ada tungku pembakaran besi, beragam potongan kayu aneka jenis, potongan per baja, gerinda, amplas, sampai beragam pisau setengah jadi.
Di tempat itulah jimy dan rekannya Aidil dan Arif ’’menyulap’’ per bekas menjadi pisau beraneka jenis dan ukuran. Tiap pagi, lalu dilanjutkan sore hingga malam, jimy sibuk di sana.
Begitu juga saat hari libur, ’’Bekerja ini sebagai hobi, sejak setahun lalu. Sejak kecil memang suka dengan pisau,’’ kata pria berambut panjang ini. Rabu (10/3/2021).
Meski baru dimulai setahun lalu, pisau buatan jimy dan rekannya sudah dikenal di mana-mana. Meski tidak ada tulisan menerima pesanan pisau di depan rumahnya. Namun, banyak yang datang ke rumahnya karena jimy selalu memposting karyanya digroup media sosial untuk membeli pisau dengan menghubungi No ponsel 0852 7918 4777.
“Salah satunya, warga Desa Makarti tama kecamatan Peninjauan kabupaten OKU Rudi memesan pisau penebas untuk membuka kebun,’ ucap bapak dua anak tersebut.
Jimy dan rekannya hanya mengenalkan hasil buatannya lewat medsos serta mulut ke mulut. orang yang pernah memesan ternyata menarik orang lain untuk ikutan memesan pisau ke jimy.
Apalagi, jimy, Aidil dan Arif bisa membuat pisau apa saja. Sesuai desain dari pemesan. Mau senjata ala-ala Jepang seperti samurai pun bisa dibuatkan. ’’Ada yang pernah pesan keris mirip di film film,’ katanya.
Pisau yang dibuat jimy, meski manual, tidak kalah dengan bikinan pabrik. Malah lebih tajam dan lebih kuat. Jimy dan rekannya tidak sembarangan dalam membuat pisau.
Ada cara tersendiri yang dipelajari sejak bujang. Bahkan, dia juga belajar ilmu besi, terkait dengan komposisi baja sekaligus pengolahannya. Misalnya, soal perhitungan komposisi bahan baku.
Jimy memilih bahan baku baja yang komposisi baja nya harus di atas normal. Jika di bawah itu, ketajamannya kurang. Jadi tidak awet tajamnya.
’’Setiap beli baja itu saya lihat komposisinya,’’ ucapnya.
’’Kandungan bajanya juga dilihat. Semakin banyak , baja jadi semakin pakam,” tambahnya.
Jika sudah tahu komposisi baja yang akan digunakan, dia lebih mudah menentukan cara pengolahannya. Misalnya, baja jenis per jeffWilys, dia tidak perlu menyepuhnya menggunakan air.
Baja tersebut cukup didinginkan dengan cara dikipas. ’’Jika baja itu terkena air setelah dibakar, hasilnya akan terlalu keras. Jika terlalu keras, akan mudah patah,’’ jelasnya.
Lanjut dikatakannya, Kami selalu membeli bahan baja bekas seperti per mobil bekas atau cakram motor. ’’Belinya pada bengkel bengkel,” terang Jimy.
Dituturkannya, per dan cakram tersebut diolah hingga menjadi pisau sesuai pesanan. Baja tersebut dibentuk sesuai desain dan pesanan.
Lalu, dia membakarnya menggunakan tungku dari batu bata tahan api. Selain itu, dia menajamkan bahan tersebut dengan amplas.
’’Tungkunya saya panaskan menggunakan gas elpiji. Pengaturan suhu saat membakar itu juga diatur,’’ jelasnya.
Jimy tidak menempa baja untuk pisaunya sebagaimana di pandai besi. Dia hanya membentuk sesuai desain, menyepuh menggunakan tungku buatannya, lalu menajamkan dengan amplas.
’’Nyepuh dan mengamplasnya ini tidak sembarangan,’’ ungkapnya.
Dia baru berhenti menajamkan pisau buatannya jika sudah bisa digunakan untuk membelah rambut. Sangat tajam.
Selanjutnya untuk pegangan, Jimy juga tidak sembarangan. Dia menggunakan kayu keras. Antara lain, jati, tembesu, rengas, sungkai dan lain-lain.
Agar kesan natural tetap muncul, kayu untuk gagang dipelitur. Dibiarkan sesuai motif aslinya.
’’Motifnya ini jadi seni tersendiri. Ya mirip batu cincinlah. Semakin bagus motifnya bisa jadi semakin mahal,’’ ungkapnya.
Harga setengah meter kayu untuk gagangnya saja ada yang sampai Rp 50 ribu.
Dalam sebulan, Jimy bisa menyelesaikan 30 buah pisau pesanan berukuran 38 sentimeter. Untuk pisau kecil, dia bisa menyelesaikan 10 pisau dalam seminggu.
Reporter : Rudic
Editor : Firman