PANGKALAN KERINCI, Beritategas.com – Pelatihan Praktisi Fardu Kifayah dari Yayasan Senang Berbagi Kebaikan (SBK) dipimpin oleh Praktisi Kaum Akhwat HJ. Mardiati, M.Pd, bersama Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Darus Sakinah, dihadiri Ketua BKM Rizaldi, Wakil Ketua Nanang Ahnizar, Koodinator Kaum Akhwat Netti Rosdiana Br. Sitorus dan puluhan peserta lainnya. Pelatihan diadakan di Masjid Darus Sakinah, Perumahan Grya Sakinah Madani, Lingkungan Rawa Badak, Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Minggu (9/2/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para praktisi dan masyarakat dalam menangani jenazah sesuai ajaran Islam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur” (QS. Abasa: 21).
Ketua Yayasan SBK Kabupaten Pelalawan, H. Muslimin, S.Pd.I, mengatakan bahwa sudah 5 kali melaksanakan tugas fardu kifayah pada tahun 2025 ini, dan ada 1 kali yang terberat karena jenazah sudah hampir 3 hari baru di ketahui, tapi atas dasar niat ibadah, Alhamdulillah tetap terlaksana walaupun tak sesempurna jenazah normal.
“Alhamdulillah, pelatihan fardu kifayah bersama BKM Masjid Darus Sakinah pada awalnya terjalin komunikasi karena tetangga. Sebagai peran Fardu Kifayah Center dalam menjalankan misi Yayasan SBK juga sudah 3 kali melaksanakan Pelatihan fardu kifayah di beberapa masjid hingga saat ini. Selain itu, sering komunikasi tentang Palestina karena Masjid Darus Sakinah tersebut setiap bulan berdonasi untuk Palestina dan mempercayakan pada Yayasan SBK untuk meneruskan pengirimannya kepada saudara kita di Palestina,” jelas Ketua yayasan SBK H. Muslimin, S.Pd.I juga dikenal sebagai Khotib dan Imam.
Pelatihan ini mencakup langkah-langkah fardu kifayah, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan jenazah. Semua tahapan diajarkan sesuai sunnah Rasulullah SAW dan tuntunan fiqih, yang menjelaskan bahwa mengurus jenazah adalah kewajiban kolektif (fardu kifayah) bagi umat Islam. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW, “Berlombalah dalam kebaikan dan mengurus jenazah adalah di antara hak seorang muslim atas muslim lainnya” (HR. Bukhari & Muslim).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua BKM Masjid Darus Sakinah, Rizaldi, menyampaikan harapannya agar kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang fardu kifayah semakin meningkat. Rizaldi juga menyoroti keterbatasan fasilitas yang tersedia.
“Mengingat pelatihan ini sangat penting, seperti yang terlihat sudah berjalan sekitar 2 jam, dan beberapa kegiatan positif lainnya. Selain itu, dengan kondisi masjid kita saat ini masih dalam tahap pembangunan, dan sudah lama bangunan masjid masih memerlukan banyak perbaikan. Kita berharap melalui kegiatan yang berkelanjutan tersebut adanya dukungan dari masyarakat, pemerintah, serta para donatur yang dermawan agar fasilitas dapat dilengkapi dengan lebih baik. Dan tentu semua kegiatan dan program pelatihan fardu kifayah kami sangat mendukung. BKM Masjid Darus Sakinah terus berkoordinasi dengan Fardu Kifayah Center Kabupaten Pelalawan terus menjalin kerjasama yang baik,” tuturnya.
Selain itu, Yayasan Fardu Kifayah Center berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan BKM Masjid Darus Sakinah dalam mengembangkan program pelatihan ini. Mereka menegaskan bahwa tanggung jawab sosial dalam bidang fardu kifayah harus menjadi perhatian bersama, agar setiap individu dalam masyarakat siap melaksanakan kewajiban ini dengan baik.
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fardu kifayah semakin meningkat. Tidak hanya sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama muslim, tetapi juga sebagai bekal pahala yang akan bermanfaat di akhirat. Semua pihak diharapkan terus mendukung upaya ini, sehingga keberlangsungan program dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat luas bagi umat Islam di Pangkalan Kerinci dan sekitarnya.
HJ. Mardiati, M.Pd : Praktisi Fardu Kifayah yang Konsisten di Pangkalan Kerinci
Hj. Mardiati, M.Pd, salah satu Praktisi Farḍu Kifāyah Center dari Yayasan SBK Kabupaten Pelalawan yang dikenal aktif dalam memberikan pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat, khususnya kaum akhwat di Pangkalan Kerinci. Ia secara rutin mengadakan kegiatan edukasi mengenai tata cara pengurusan jenazah sesuai dengan syariat Islam, mulai dari memandikan, mengafani, hingga menyolatkan jenazah. Konsistensinya dalam bidang ini telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan pemahaman umat Islam akan pentingnya ilmu Farḍu Kifāyah yang sering kali terabaikan.
Dalam sesi pelatihan Farḍu Kifāyah, Hj. Mardiati, M.Pd memaparkan secara rinci langkah-langkah pengurusan jenazah, dimulai dari persiapan kain kafan, teknik memotongnya, hingga cara membuat sumbu tali pengikat.
“Ada perbedaan dalam mengafani jenazah laki-laki dan perempuan, di mana jenazah perempuan memerlukan tambahan beberapa kain untuk menjaga auratnya dengan lebih tertutup, sementara jenazah laki-laki dikafani sesuai prosedur umum,” terangnya.
Dengan penjelasan yang sistematis, termasuk arahannya kepada peserta pelatihan dalam memandikan jenazah agar dipahami sunnah dan adab-adab yang berlaku hingga pada saat menshalatkan jenazah.
Komitmen Hj. Mardianti dalam mengembangkan keahlian dan berbagi ilmu di bidang Farḍu Kifāyah lahir dari keyakinannya sebagai individu yang beriman dan bertanggung jawab dalam menjalankan ajaran agama. Baginya, mengajarkan Farḍu Kifāyah bukan sekadar tugas, tetapi juga bagian dari ibadah dan pengabdian kepada umat. Melalui Yayasan SBK, beliau terus mengupayakan sinergi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan pelatihan, agar semakin banyak masyarakat yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang sama dalam pengurusan jenazah. Keterlibatannya yang aktif di berbagai kegiatan sosial menjadikannya sosok inspiratif bagi kaum perempuan dalam mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh.
Salah satu peserta pelatihan Farḍu Kifāyah menyampaikan bahwa ilmu yang diterima sangat bermanfaat dan membuka wawasan tentang pentingnya memahami tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya merasa ragu dan kurang percaya diri dalam menjalankan tugas ini, tetapi setelah mengikuti pelatihan, ia menjadi lebih yakin dan siap mengamalkannya jika dibutuhkan di lingkungan sekitar.
Menurutnya, ilmu Farḍu Kifāyah bukan hanya tanggung jawab sebagian orang, tetapi kewajiban bersama yang harus terus diajarkan dan diwariskan agar tidak hilang dalam masyarakat.
“Semoga kegiatan pelatihan ini dapat berlanjut secara berkala, sehingga semakin banyak umat Islam yang memiliki keterampilan ini dan dapat saling membantu dalam menjalankan kewajiban agama,” imbuhnya.
Pewarta : Ofelius Gulo
Editor : Firman