Pepatah Lain Ladang Lain Belalang, Lain Lubuk Lain Ikannya, Mencerminkan Keanekaragaman Adat dan Budaya di Indonesia

KENDAL, Beritategas.com – Pepatah Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya menggambarkan keanekaragaman suku bangsa di Indonesia yang memiliki berbagai macam adat dan budaya. Di negara yang terdiri dari puluhan ribu pulau besar dan kecil ini, setiap pulau memiliki adat dan budaya yang berbeda. Bahkan di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Kendal yang terdiri dari 20 kecamatan, perbedaan adat dan budaya dapat ditemukan antara satu desa dengan desa lainnya, meskipun bahasa daerahnya sama.

Sebagai contoh, Dusun Pesanggrahan di Desa Sidokumpul, Kecamatan Patean memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan Muharram atau Suro dalam penanggalan Jawa. Bulan Suro dianggap sangat sakral oleh masyarakat setempat, terutama pada Kamis Wage malam Jumat Kliwon. Pada malam itu, semua warga laki-laki setelah sholat Isya’ berkumpul di pendopo makam dan pelatarannya untuk melaksanakan Mujahadah dan Istighosah. Mereka berdoa bersama agar arwah leluhur yang telah berpulang diampuni dosa-dosanya dan memohon agar masyarakat diberikan berkah dan kemakmuran.

Pendopo makam Dusun Pesanggrahan juga diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang tokoh penyebar agama Islam terkenal di Jawa Tengah, yaitu Kyai Santri. Keyakinan ini membuat warga semakin semangat berkumpul setiap malam Jumat Kliwon di bulan Suro untuk melaksanakan Mujahadah dan Istighosah bersama di pendopo makam dan pelatarannya, Kamis (11/07/24).

Acara diawali oleh Kepala Dusun Pesanggrahan, Teguh Rahayu, yang mengucapkan terima kasih kepada warga yang hadir dan mengingatkan mereka untuk kembali ke makam pada pagi harinya untuk acara bersih makam atau Nyadran.

“Mohon besok pagi semua hadir lagi di makam ini untuk bersih makam dan Nyadran,” kata Teguh Rahayu.

Setelah sambutan dari Kepala Dusun, acara dilanjutkan dengan Mujahadah dan Istighosah yang dipimpin oleh Haji Muslim. Perpaduan antara tradisi budaya Jawa yang kental dengan ajaran Islam dalam kegiatan ini menciptakan sebuah harmoni yang indah, menunjukkan betapa agungnya budaya Jawa yang adiluhung.

Tradisi ini merupakan contoh nyata dari bagaimana masyarakat Jawa mampu mempertahankan dan mengintegrasikan warisan budaya leluhur dengan nilai-nilai agama Islam. Perpaduan ini tidak hanya memperkaya budaya lokal tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan diantara warga.

Ikuti Kami di :
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.