Perjuangan Alfiana Hanifah, Lulus Cumlaude di Tengah Peran Ganda

JAMBI, Beritategas.com – Perjalanan hidup dan karier Alfiana Hanifah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Lahir di Klaten pada 18 Januari 1985, ia telah menempuh perjalanan pendidikan yang panjang hingga meraih gelar S2 di bidang Manajemen Pendidikan dari Universitas Jambi (UNJA). Saat ini, ia mengabdikan diri sebagai guru di SLBN 1 Kota Jambi dan telah menorehkan berbagai prestasi membanggakan di dunia pendidikan.

PERJALANAN akademiknya dimulai dari SDN Kingkang III, kemudian berlanjut ke SMPN I Delanggu dan SMUN I Ceper. Semangatnya dalam dunia pendidikan terus membara hingga ia meraih gelar S1 di Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret, sebelum akhirnya melanjutkan studi S2 di UNJA.

Bacaan Lainnya

Sebagai seorang guru, Alfiana tidak hanya menjalankan tugas mengajar, tetapi juga aktif dalam berbagai program inovatif. Ia berhasil meraih predikat Guru Penggerak, Guru Inovatif 2024, dan Wardah Inspiring Teacher 2024, yang membuktikan dedikasinya dalam menciptakan metode pembelajaran yang lebih baik bagi siswa.

Meski memiliki berbagai peran dalam hidupnya sebagai istri dari Eko Sumantri, S.IP, M.M, serta ibu dari Rizki Nur Fithra Islamy, Alfiana tetap berkomitmen untuk terus berkembang. Ia juga dikenal sebagai sosok yang menghargai keluarga dan selalu menjadikan restu orang tua sebagai sumber kekuatannya.

Kedua orang tuanya, Alm. Sudibyo, S.Pd dan Almh. Ery Susilowati, S.Pd, menjadi inspirasi yang mendorongnya untuk terus maju.

Tak hanya berprestasi secara akademik, Alfiana juga memiliki cita-cita besar untuk menjadi dosen dan widyaiswara. Menjalani peran sebagai seorang istri, ibu, guru, dan mahasiswa bukanlah perkara mudah. Namun, Alfiana Hanifah berhasil menaklukkan semua tantangan itu hingga meraih predikat Cumlaude dalam studinya di UNJA.

Dalam perjalanan akademiknya, Alfiana kerap dihadapkan pada situasi sulit yang hampir membuatnya menyerah, salah satu tantangan terberat yang ia hadapi adalah menyeimbangkan tanggung jawab keluarga, pekerjaan, dan kuliah.

“Ada saat-saat ketika saya merasa terjebak antara kewajiban sebagai ibu, guru, dan mahasiswa, waktu terasa begitu terbatas, tetapi tugas-tugas terus berdatangan,” ungkap Alfiana.

Di awal perkuliahan, ia harus menjalani program Guru Penggerak selama enam bulan, sekaligus mengikuti Jambore GTK sebagai guru inovatif dan Wardah Inspiring Teacher 2024.

Meski sering merasa lelah dan cemas, ia tetap bertahan dengan mengatur skala prioritas, membangun sistem dukungan dari keluarga dan sahabat, serta menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.

Bagi Alfiana, kunci keberhasilannya adalah manajemen waktu yang baik. Ia selalu berusaha bangun lebih awal untuk memanfaatkan waktu tenang di pagi hari.

“Saya memulai hari dengan tahajud, lalu merancang kegiatan saya. Ini membantu saya tetap fokus dan tidak mudah stres. Selain itu, doa ibunya menjadi sumber kekuatan yang membuatnya terus bersemangat,” ujar Alfiana.

Kesuksesan ini menjadi awal bagi Alfiana untuk mengejar impiannya menjadi dosen dan widyaiswara. Ia ingin terus menginspirasi dan membentuk generasi pembelajar yang lebih luas.

“Pendidikan bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang menginspirasi dan membawa perubahan,” tambah Alfiana.

Dengan dukungan UNJA sebagai rumah ilmu yang telah membentuk pola pikir dan keahliannya, Alfiana kini siap melangkah lebih jauh untuk mewujudkan mimpi-mimpinya ia juga berniat untuk melanjutkan pendidikan kembali.

Kisahnya menjadi bukti bahwa ketekunan dan kerja keras dapat mengantarkan seseorang meraih kesuksesan, meskipun harus menjalani banyak peran sekaligus.

Kunjungi : www.unja.ac.id.

Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.