PAGARALAM, Beritategas.com – Memasuki zaman industri 5.0 keberadaan pesantren tidak hanya sebagai pusat pengembangan dan pendidikan Islam saja tapi harus dibekali dengan berwira usaha pengembangan UMKM seperti yang dilakukan salah satu pesantren di Kota Pagaralam yaitu Darul Iklas
Pimpinan Pondok Pesantren, Darul Iklas H Hakimudin mengatakan, memang pihak pesantren sudah mulai menggiatkan dan menggalakan usaha kecil menengah, yang dimulai dengan pembuatan usaha bubuk kopi kemasan.
“Kami dari pesantren juga akan ikut memajukan dan membangun kemandirian melalui usaha kecil yang memang sesuai dengan potensi yang ada di lingkungan masyarakat,” kata dia. Minggu (27/10).
Memang kata dia, sudah saat jika semua potensi daerah dikembangkan dengan melibatkan santri yang ada di Darul Iklas, khususnya pembuatan usaha pengolahan kopi.
“Alhamdulillah kita sudah mulai memproduksi kopi bubuk dan saat ini sudah mulai di pasarkan sehingga siap dinikmati pengemar kopi yang datang ke Kota Pagaralam,” kata dia.
Dia mengatakan, nantinya UMKM ini tidak hanya terbatas dengan pengolahan bubuk kopi saja akan tetapi tentunya akan lebih banyak lagi seperti makanan ringan, keripik dan termasuk jasa sortir biji kopi.
Menurut dia, pemberdayaan yang dapat dilakukan adalah dengan mendukung kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dikalangan santri. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan peran santri pesantren dalam memperluas capaian UMKM melalui dukungan pembinaan pemerintah.
“Peran pesantren, khususnya yang berkaitan dengan dakwah dan pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan-dukungan, terutama melalui dukungan pemerintah setempat,” tutur anggota Hibitren yang menjadi penggota usaha kecil dan menengah ini.
Lebih lanjut Hakimudian menegaskan, khususnya dengan adanya usaha ini tentunya akan semakin penting bagi pesantren karena melalui kegiatan ini dapat mempercepat kemajuan pusat pembinaan anak Pagaralam dan sekitarnya ini.
Ia mengtakan, melalui pengembangan usaha ini pesantren dapat memasarkan produk ataupun menyampaikan pesan dakwah ke masyarakat melalui pengembangan usaha.
“Saya kira kalau ini tidak kita lakukan tentunya sulit untuk membangun usaha kemandirian di lingkungan pesantren, khususnya terhadap anak-anak muda generasi penerus ini,” kata dia.
Terkait UMKM, kata Hakimudin, kendala yang sering ditemui dihadapi adalah keterbatasan peralatan, sarana pendukung dan ketrampilan yang seharusnya dimiliki santri dan hal inilah butuh sentuhan berbagai kalangan termasuk pemerintah.
“Namun sebagai pemula kita sudah mulai dengan pembuatan bubuk kopi yang dibantu orang tua santri dan santri itu sendiri dalam membuatnya,” kata dia.
Nantinya, kata dia, semua regulasi akan diikuti dan dijalankan untuk memenuhi standar usaha ini seperti PIRT, halal, SNI dan termasuk kelengkapan lainya.
“Namun demikian kami juga akan melakukan kerjasama dengan semua pusat usaha pemasaran atau tokoh penjual oleh-oleh di Kota Pagaralam dan untuk saat ini baru Istana Oleh-oleh Habara99 di pintu Gerbang Lokasi wisata Gunung Dempo,” kata dia.
Hakimudin menjelaskan, jika program ini sudah berkembang pesat tidak hanya akan membebaskan semua biaya untuk santri, tentunya bagi santri yang mengeyam pendidikan di Darul Ikhlas setelah selesai mondok sudah dibekali keterampilan untuk berwira usaha.
“Kita akan robah menset pesantren tidak hanya menjadi pusan pendidikan Islam saja tapi juga pusat pengembangan usaha kecil dan menengah sehingga akan muncul kemandirian dengan menggerakkan potensi orang tua, santri dan masyarakat sekitarnya,” ungkap dia lagi.
Pewarta : Asnadi
Editor : Firman