JAMBI, Beritategas.com – Prof. Dr. Ir. Fachroerrozi Hoesni, M.P. adalah salah satu dari 11 Guru Besar (Profesor) Universitas Jambi (UNJA) yang resmi dikukuhkan di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo pada Rabu (19/02/2025).
Penetapan ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Nomor 140136/M/07/2024, yang mengatur Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen, menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu/Kepakaran Teknologi Reproduksi.
Prof. Fachroerrozi adalah seorang alumni UNJA. Beliau menyelesaikan Pendidikan Starta satu (S1) di Program Studi Produksi Ternak di Fakultas Peternakan UNJA Pada Tahun 1982-1987.
Selanjutnya, ia melanjutkan Studi S2 di Bidang Ilmu Ternak di Universitas Padjajaran Bandung Pada Tahun 1995-1997. Kemudian Beliau Melanjutkan S3 di Universitas Andalas Padang Program studi ilmu ternak pada tahun 2012- 2016.
Prof.
Fachroerrozi lahir dari latar belakang keluarga yang tidak berpendidikan tinggi, orang tua beliau hanya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), namun orang tuanya sangat mengutamakan pendidikan dan terus memotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Inilah yang menjadi motivasinya sehingga menjadi seorang guru besar.
“Bapak dan Ibu saya hanya tamatan SMA, namun beliau menginginkan saya lebih berhasil dari mereka sehingga mendorong dan memotivasi anaknya untuk terus belajar karena mereka menanamkan pentingnya pendidikan. Hal ini juga saya terapkan kepada anak-anak saya,” ujar Prof. Fachroerrozi.
Dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar, Prof. Fachroerrozi mengungkapkan pentingnya pendidikan. Dalam menempuh perjalanan pendidikan tidaklah mudah, beliau banyak mengalami tantangan.
“Banyak tantangan yang dihadapi dalam pendidikan terutama perkembangan global, selama 30 tahun mengajar tantangan dalam proses belajar mengajar dan dalam keterlibatan mahasiswa, karna hal ini sangat penting agar mereka mengerti apa yang saya ajarkan kepada mereka,” ujar Prof. Fachroerrozi.
Dia juga menyampaikan tantangan metode pembelajaran yang terus berubah dari sistem lama beralih ke sistem baru, mengakibatkan perubahan keingintahuan mahasiswa.
“Tantangan selanjutnya yang pernah saya alami juga terkait dengan terjadi perubahan metode-metode pengajaran langsung. Metode pengajaran dari sistem lama ke baru sekarang kan identik program PJBL, metode yang bagaimanapun dosen harus tahu kan sebelum disampaikan kepada mahasiswa,” ungkap Prof. Fachroerrozi.
Menjadi guru besar juga menghadapi tantangan yang tidak mudah, guru besar harus terus mengembangkan penelitian dan hal tersebut tidak mudah bagi Prof. Fachroerrozi.
“Guru besar salah satu program terkait dengan yang namanya riset atau penelitian, yang sudah diteliti oleh seorang dosen itu harus dipublikasikan dengan ke jurnal yang memang benar-benar berpotensi misalnya kalau Indonesia namanya Sinta 1 dan journal luar negeri. Dan hal ini tidak mudah, untuk mengupload bisa 5 sampai 6 kali ditolak karna tidak memenuhi syarat. Tapi kita tidak boleh menyerah, Alhamdulillah bisa mencapai nama terbesar yang baik dalam perjalanan akademik.”
Prof. Fachroerrozi menyampaikan pesan kepada generasi muda, untuk menjaga attitude karna hal ini sangat penting bagi kehidupan.
“Pertama kita jaga yang namanya attitude, karena hari ini yang namanya generasi muda bangsa kita terkait dengan attitude terkait dengan moral lemah sekali, apa yang menjadi faktor masalahnya kita tidak tahu dan tidak perlu kita cari akar rumputnya seperti apa. Sebagai generasi muda bangsa attitude itu mutlak harus menjadi satu panutan bagi kita dan bagi orang banyak. Bila pintar tapi tidak punya sikap tidak punya moral yang bagus tidak ada gunanya, hal ini juga penting bagi semua orang tidak terkecuali generasi muda tapi yang penting untuk para generasi muda bangsa ini karena mereka punya satu bagian yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional dalam membangun bangsa ini.” tutupnya.
Kunjungi : www.unja.ac.id.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman