Penulis :
Meisya Dwi Morlina
Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sriwijaya
Sebagai mahasiswa di Fakultas Pendidikan, maka dengan kesadaran yang penuh saya harus mengikuti perkembangan pendidikan baik di Indonesia maupun di dunia.
Terlebih lagi setelah hadirnya pandemi membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil langkah baru agar generasi bangsa ini tetap mendapatkan asupan ilmu pengetahuan.
Banyak istilah baru bermunculan, salah satunya adalah Profil Pelajar Pancasila, mungkin bagi sebagian kalangan istilah ini masih terdengar asing meskipun belakangan menjadi topik pembicaraan hangat bersama Kurikulum Merdeka yang digadang-gadang menjadi next level dari Kurikulum 2013.
Pada peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2020 tentang rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024, Profil Pelajar Pancasila disesuaikan dengan visi dan misi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan 6 ciri utama.
Apakah Profil Pelajar Pancasila dapat memperbaiki perilaku Generasi Alpha yang menurut saya memiliki citra buruk?
Berikut 6 ciri utama dari Profil Pancasila menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Anak-anak zaman sekarang sudah tidak memiliki etika, dimulai dari sikap tidak menghargai orang lebih tua hingga tutur kata yang tidak sopan. Selain itu, dengan perkembangan teknologi banyak anak yang menghabiskan waktu dengan bermain game tanpa memperdulikan waktu.
Ciri pertama dari Profil Pelajar Pancasila seharusnya dapat menetralisirkan keburukan itu, karena beriman, bertakwa dan berakhlak mulia tidak dapat bersanding dengan keburukan pada diri seseorang.
Berkebinekaan Global
Berkebinekaan global mengharapkan anak senantiasa mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya namun tetap terbuka dengan budaya lain dengan kata lain meskipun berbeda dengan apa yang mereka pegang teguh, anak-anak masih bisa menerima perbedaan sehingga akan terbentuknya rasa toleransi dan juga saling menghargai dalam diri anak.
Bergotong Royong
Kata bergotong royong sudah melekat dengan masyarakat di Indonesia karena sebagai makhluk sosial, tentu saja kita tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan sesama. Bergotong royong merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap anak karena didalamnya terkandung rasa kepedulian karena ia merupakan kemampuan untuk bekerja sama dalam melakukan kegiatan secara sukarela.
Mandiri
Mandiri yang dimaksud dalam Profil Pelajar Pancasila adalah kesadaran diri tentang tanggung jawab yang dimiliki baik mengenai proses maupun hasil belajar. Selain itu, mandiri juga menyangkut kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi dengan segala kemungkinan yang terjadi.
Bernalar Kritis
Bernalar kritis berarti mampu memperoleh dan memproses informasi yang kemudian dianalisis sebelum mengambil keputusan. Pelajar Pancasila tidak dengan serta merta menerima informasi tanpa mencari dan memprosesnya yang kemudian dapat mengakibatkan salah dalam pengambilan keputusan.
Kreatif
Pelajar Pancasila yang kreatif dapat memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil dengan nilai yang tinggi, memiliki makna dan bermanfaat bagi lingkungan. Setiap anak memiliki tingkat kreatif yang berbeda dan daya imajinasi yang tinggi sehingga dari tangan yang berbeda menghasilkan sebuah karya tidak akan sama.
Penjelasan diatas saya rasa cukup untuk menjawab pertanyaan sebelumnya. Menurut saya Profil Pelajar Pancasila yang dicetuskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mencakup segala aspek, dimulai dari hubungan dengan Tuhan hingga hubungan dengan manusia yang tanpa kita sadari jika dipahami lebih dalam semuanya adalah hal-hal mendasar dalam kehidupan.
Seharusnya, jika 6 ciri utama dari Profil Pelajar Pancasila di atas dapat diterapkan dengan baik di sekolah dasar maka saya yakin tidak akan pernah lagi kita temui anak-anak yang berbicara dengan tidak sopan kepada orang yang lebih tua, anak-anak yang tidak dapat menghargai waktu, sampai citra buruk yang dimiliki oleh Generasi Alpha akan mulai menghilang.
Semangat Indonesia!
Maju Terus Pendidikan Indonesia!
Editor : Firman