JAMBI, Beritategas.com – Alhamdulillah saat ini kita sudah berada di bulan yang mulia bulan Ramadhān, bulan Ramadhān merupakan bulan kita bershaum yaitu berpuasa. Bulan Ramadhān adalah bulan untuk menempa kesabaran kita.
Pertemuan dengan ust. Sadam pada Jumat (14/03/2025) ini mengetengahkan pokok kajian tentang “Puasa dan Sabar Saling Mengisi”.
Menurut ustadz Sadam Husen, S.Sy, Sabar adalah nilai penting dalam menjalankan ibadah puasa, karena puasa merupakan ujian kesabaran. Sabar dalam puasa juga merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.
Rasulullah Saw bersabda yang artinya “Puasa itu separuh dari sabar” (HR. At-Turmudzi). Hadits ini menunjukan bahwa ibadah puasa identik dengan kesabaran, mereka yang menjalankan ibadah puasa diperlukan kesabaran yang cukup dan sebaliknya kesabaran yang cukup untuk menjalankan ibadah puasa. Bulan suci Ramadhan bulannya melatih kesabaran melalui ritual ibadah puasa. Sabar berarti menahan dalam keadaan sulit.
Kemudian menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hambali, pada saat kita berpuasa di bulan Ramadhān, kesabaran yang ditempa ada 3 macam : pertama, sabar atas ketaatan kepada Allah. Kedua, sabar atas hal-hal yang diharamkan Allah dan ketiga, sabar atas ketetapan Allah yang pahit atau susah, sabar menghadapi musibah/ujian.
Selanjutnya menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hambali dalam pelaksanaan ibadah puasa berkumpul tiga kesabaran sekaligus yaitu kesabaran atas yang diharamkan Allah yaitu nafsu syahwat dan kesabaran atas sesuatu yang dihasilkan orang berpuasa yaitu kesusahan lapar, haus, lemahnya diri dan badan. Menyengaja untuk lapar dan haus, karena menaati perintah Allah, menghindari larangan-Nya, dan bersiap merasakan kesusahannya, merupakan tindakan yang dapat mempertajam kesabaran manusia.
Bapak, ibu pembaca yang dirahmati Allah.
Maka di bulan Ramadhān ini kesabaran kita betul-betul ditempa, makanya bulan Ramadhān disebutkan juga dengan bulan kesabaran.
Menurut ust. Sadam kesabaran itu merupakan pokok keimanan artinya modal keimanan.
Ali bin Abi Thālib berkata:
“Sabar di dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan kita.”
Sebagaimana badan kita tidak akan hidup tanpa kesabaran artinya badan kita tidak akan hidup tanpa kepala, demikian pula iman kita tidak akan hidup tanpa kesabaran.
Karena untuk masuk Surga itu berat, perintah-perintah Allāh tidak sesuai dengan hawa nafsu kita, sementara larangan-larangan Allāh sering kali sesuai dengan syahwat kita. Di situlah kesabaran sangat kita butuhkan.
Maka saudaraku sekalian, Bapak, ibu pembaca yang berbahagia, betapa agungnya pahala kesabaran.
Allāh Ta’āla berfirman dalam Al-Qur’ān:
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu diberikan pahala tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10).
Bayangkan…!
Oleh karena itu pahala shaum (puasa) itu tanpa batas. Kalau amalan-amalan lain ditulis oleh Allāh 10 sampai 700 kali lipat. Tapi untuk shaum karena ia berhubungan dengan kesabaran maka pahalanya hanya Allāh Yang Maha Tahu.
Betapa agungnya saudaraku sekalian shaum dan betapa kita sangat membutuhkan shaum, karena di situlah kesabaran kita sangat ditempa.
Di bulan Ramadhān ini kita akan ditempa kesabaran kita, sabar untuk berpuasa, sabar untuk shalat tarawih, sabar untuk membaca Al-Qur’ān, sabar untuk selalu di atas kebaikan, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan yang bisa merusak shaum kita.
Bapak, ibu pembaca yang dirahmati Allah
Dapat disimpulkan bahwa ibadah puasa dan perilaku kesabaran tidak dapat dipisahkan. Ibadah puasa tanpa sabar, puasanya akan sia-sia, sebab tidak dapat menjaga dari hal-hal yang membatalkan ibadah puasa.
Sabar dan puasa adalah laksana sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kesabaran akan hal-hal yang membatalkan dan mengurangi ibadah puasa adalah ukuran kualitas dari ibadah puasa seseorang.
Kita berharap, mudah-mudahan di bulan Ramadhān ini kesabaran kita semakin meningkat, kita tidak lagi berkata bahwa kesabaran saya ada batasnya, tapi dengan adanya bulan Ramadhān kesabaran kita menjadi tidak terbatas. Kita terus bersabar di atas keimanan kita dan ketakwaan sampai kita meninggal dunia.
Semoga Allāh memberikan kepada kita kekuatan dengan datangnya bulan Ramadhān ini, dan dijadikan kita sebagai hamba Allāh yang sabar menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang menerpa. Sabar untuk mentaati Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan sabar untuk meninggalkan kemaksiatan kepada Allāh Azza wa Jalla. Aaamiin
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman