JAMBI, Beritategas.com – Puasa Syawal adalah ibadah sunnah selama enam hari di bulan Syawal setelah Ramadan, dianjurkan karena pahala dan keutamaannya yang luar biasa. Puasa Syawal bisa dimulai sehari setelah Idulfitri, yakni pada tanggal 2 Syawal, dan tidak harus dilakukan secara berurutan.
Sudah beberapa hari kita memasuki bulan Syawal, dan meninggalkan bulan Ramadhan. Berbagai amal ibadah telah kita lakukan demi meraih predikat takwa di bulan Ramadhan, diantaranya berpuasa, shalat tarawih, memperbanyak membaca Al-Quran, sedekah, dan sebagainya. Sebagai manusia tentunya kita selalu diliputi dengan kekurangan atau ketidaksempurnaan.
Melalui puasa enam hari di bulan Syawal, kita berupaya untuk menutup kekurangan ibadah puasa di bulan Ramadhan lalu.
Pembaca yang berbahagia, Syukur alhamdulillah atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan, khususnya nikmat iman dan nikmat sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah.
Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya.
Selanjutnya, ust. Sadam Husen, S.Sy pada Jumat (18/04/2025)/19 Syawal 1446 H ini mengajak kita semua untuk terus berusaha dan berupa dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah azza wa jall.
Karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan keadilan-Nya.
Tanpa terasa, saat ini kita sudah berada di 19 Syawal 1446 H, sudah dua pekan lebih kita semua berpisah dengan bulan Ramadhan. Ia telah pergi, dan kita tidak tahu apakah masih diberi kesempatan oleh Allah untuk berjumpa kembali dengannya atau tidak. Sebab, kematian tidak ada yang tahu kapan datangnya. Bisa saja, ia lebih dahulu menjemput kita semua sebelum datangnya bulan Ramadhan yang akan datang.
Oleh karena itu, sebelum kematian itu datang, tidak ada yang bisa kita persiapkan selain terus istiqamah dan konsisten dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT, berusaha untuk meningkatkan iman dan takwa, berbuat baik kepada sesama, meninggalkan semua perbuatan-perbuatan yang tidak diridhai oleh-Nya.
Dengan upaya dan usaha tersebut, maka kita semua insya Allah akan tergolong sebagai hamba yang akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Salah satu upaya untuk meningkatkan iman dan takwa, serta menjadi ibadah yang sangat disenangi oleh Allah SWT adalah puasa.
Dengan berpuasa, seseorang akan memiliki derajat istimewa dan balasan yang istimewa pula dari Allah.
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dalam salah satu haditsnya, Artinya: Semua amal ibadah manusia adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu hanya untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan langsung membalasnya. Ia meninggalkan makan dan minumnya semata untuk-Ku (HR Bukhari dan Ahmad).
Berdasarkan hadits tersebut, puasa merupakan ibadah privat yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan orang yang menjalaninya semata. Karenanya, puasa menjadi satu-satunya ibadah yang paling minim bercampur dengan sifat riya (ingin dipuji), sebab dimensi puasa adalah niat dalam hati, bukan gerakan anggota badan, sebagaimana ibadah lainnya.
Pembaca yang berbahagia,
Berhubung kita masih berada di bulan Syawal, bulan yang tepat bagi kita semua untuk kembali merasakan nikmatnya ibadah puasa. Kita semua dianjurkan oleh Rasulullah untuk melakukan puasa selama enam hari pada bulan Syawal, bahkan pahala yang akan didapatkan darinya sangat banyak, dan setara dengan puasa selama satu tahun.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh nabi dalam salah satu haditsnya, yaitu: Artinya: Barangsiapa puasa Ramadhan, kemudian ia sertakan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh (HR Muslim).
Selain segudang pahala yang akan Allah berikan, puasa ini juga bisa menjadi tanda-tanda diterimanya puasa di bulan Ramadhan. Artinya, orang yang mengerjakan puasa enam hari di bulan Syawal menunjukkan bahwa puasanya selama Ramadhan diterima oleh Allah swt.
Untuk itu ust. Sadam mengingatkan kita semua berhubung masih berada di bulan Syawal mari kita melaksanakan puasa enam hari bulan Syawal. Puasa Syawal memiliki banyak faedah, di antaranya adalah akan menjadi penyempurna puasa Ramadhan, sehingga nilai pahalanya bisa setara dengan puasa setahun.
Puasa Syawal juga bisa menjadi penutup kekurangan-kekurangan puasa selama Ramadhan. Puasa Ramadhan yang kita lakukan selama satu bulan penuh belum tentu sempurna, dan tentunya akan ada banyak sekali kekurangan-kekurangan yang bisa menghilangkan kesempurnaan puasa.
Oleh karena itu, puasa Syawal menjadi pilihan yang sangat tepat untuk menutupi semua kekurangan selama bulan mulia tersebut. Dengan puasa Syawal, menunjukkan bahwa kita sedang berupaya untuk meraih kesempurnaan Ramadhan.
Demikian perjumpaan kita, semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Amin ya rabbal alamin.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman