TELUK BINTUNI – Tugas kita adalah menjaga stabilitas keamanan. TNI digaji untuk menjaga stabilitas keamanan. Saya perhatikan tadi saat kalian melaksanakan kegiatan, ternyata banyak putra-putra daerah di sini berdinas di kampungnya sendiri. Jadi wilayah ini harus aman, tidak boleh ada kerusuhan atau pun konflik.
“Itulah kesempatan kita, bagaimana menjaga wilayah kita karena kita yang tahu tempat disana. Sama seperti putra daerah yang yang berdinas di sini, kalian yang lebih tahu tentang seluk beluk di Bintuni dan wilayah Papua ini. Jadi kamu yang menjadi pionir, menjadi _leading sector_ untuk melaksanakan tugas-tugas menjaga stabilitas keamanan. Kalau putra daerah tugas di daerahnya sendiri tidak mampu menjaga keamanan berarti kita lemah. Untuk itu, kalian harus bersinergi, di sini ada Kepolisian, kalian harus kompak, tidak boleh ada konflik, karena kita ini bersaudara,,” tegas Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E., M.Tr.(Han).
Penegasan dan pesan ini disampaikan Pangdam dalam arahannya kepada para Prajurit Yonif 763/Sanetia Buerama Amor (SBA) dan Brigif 26/Gurana Piarawaimo (GP), Senin (19/4/2021) di Aula Mako Yonif 763/SBA, saat mengunjungi satuan tempur (Satpur) Kodam XVIII/Kasuari yang bermarkas di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat itu.
Salah tugas pokok TNI, termasuk yang dilaksanakan Kodam XVIII/Kasuari, lanjut Pangdam adalah melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), diantaranya memberikan perbantuan kepada pemerintah daerah (Pemda).
“Kalian disini harus membantu Pemda Teluk Bintuni. Dalam OMSP banyak yang bisa kita kerjakan, baik membantu dalam kegiatan-kegiatan bencana alam, ketahanan pangan, TMMD atau pun pengamanan konflik-konflik yang ada di wilayah ini. Disini kita juga harus melakukan pembinaan teritorial (Binter), walaupun kalian Satpur, karena dalam tugas operasi juga terdapat kegiatan Binter, dimana kita harus baik-baik dengan rakyat, harus bisa manunggal dengan rakyat dan saudara-saudara kita yang berada kampung, hutan, pedalaman, mereka semua butuh pembinaan dan pendampingan, serta pengawasan. Kebetulan kita, TNI, yang masuk ke pelosok-pelosok. Untuk itu, kalian harus bantu di sana,” ungkapnya.
“Kita juga sudah melaksanakan rekrutmen 1000 Bintara Otsus, juga ada Calon Tamtama (Cata). Saya lihat laporan dari Aspers, adik-adik kita yang lulus dari Kabupaten Teluk Bintuni ada 26 orang. Untuk itu, apabila ada adik ataupun saudara yang ingin masuk Tentara atau Polisi agar disiapkan dengan baik dan dibantu untuk latihan,” tambahnya.
Jaga NKRI dengan Gagah Berani
Tidak semua Prajurit TNI AD di Indonesia pernah berdinas di Papua, khususnya di Teluk Bintuni. Para prajurit yang saat ini dinas atau bertugas di Teluk Bintuni, Papua Barat adalah prajurit-prajurit pilihan.
“Kalian adalah prajurit-prajurit yang terpilih dari sekian banyak pemuda yang ada di Indonesia dan kalian bisa menggunakan pakaian ini (Seragam TNI). Untuk itu, laksanakan tugas dengan baik dan jangan ada pelanggaran. Kalau ada prajurit yang kabur, desersi ataupun THTI (Tidak Hadir Tanpa Izin), itu adalah prajurit yang bodoh,” jelasnya.
Saat melihat gelar latihan patroli, taktik, diskusi studi kasus, menembak, lempar pisau dan kapak (Lempika), dan latihan eksersisi senjata mortir yang dilakukan oleh para Prajurit Yonif 763/SBA, dirinya mengaku sangat terkesan.
“Saya terharu dan bangga dengan kalian. Dengan kondisi yang ada ini, kalian bisa kerjakan. Kita tidak boleh cengeng, tidak boleh menyerah. Apa yang kita punya, apa yang kita mampu, itu harus kita kerjakan, kemudian jaga kemampuanmu itu dengan baik, hingga suatu saat kalian ada panggilan tugas kemana saja, kalian sudah siap karena sudah ada bekal. Kalian harus menjadi prajurit yang profesional,” ucap Mayjen I Nyoman Cantiasa.
Lebih lanjut dikatakan, Provinsi Papua dan Papua Barat adalah wilayah yang rawan konflik, khususnya terkait dengan isu Papua merdeka.
“Hal ini yang harus terus kita redam, karena negeri yang penuh dengan beragam suku, agama, ras dan golongan itu dulu diperjuangkan oleh kakek nenek kita. Mereka mengorbankan darah, keringat, jiwa raga tetapi masih ada 1-2 orang oknum yang tega-teganya menjadi pengkhianat melawan pemerintah, dan ini menjadi tugas yang berada di pundak kalian. Untuk itu, kalian harus menjaga NKRI dengan gagah berani,” ucap Pangdam.
“Tugas kita sebagai TNI adalah menjaga masyarakat, tidak boleh ada gangguan. Oleh sebab itu, saya minta kalian terus menjaga tanah Papua Barat ini. Dimanapun kalian berada, kalian harus baik-baik dengan masyarakat, dekati, bina, dan dampingi mereka. Juga sebagai prajurit yang sudah dilatih, dididik, dan dipersenjatai, kalian harus disiplin dan mempunyai moral yang baik. Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, jaga kesehatan, jaga persatuan dan kesatuan, serta bantu pemerintah daerah di sini,” pesannya.
Usai pengarahan, Pangdam melakukan penanaman pohon kenangan dan memberikan bantuan 2 unit Motor Viar, pisau kapak untuk prajurit berlatih Lempika, dan masker kesehatan. Kemudian kunjungan kerja (Kunker) ini berlanjut menuju Markas Komando Brigif 26/GP dan Kodim 1806/Teluk Bintuni (TB).
Turut mendampingi Kunker Pangdam XVIII/Kasuari di Kabupaten Teluk Bintuni ini, Pamen Ahli Pangdam bidang OMP, para Asisten dan Kabalakdam XVIII/Kasuari, Danbrigif 26/GP, Danyonif 763/SBA, Danpos TNI AL, Kapolres, serta Wakil Bupati dan beberapa unsur Forkopimda Kabupaten Teluk Bintuni.
Sumber : Pendam XVIII/Ksr
Editor : Firman