Tundukkan Hawa Nafsu Menuju Ketaatan Kepada Allah

Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa sifat hawa nafsu adalah durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia sehingga balasan yang layak bagi orang yang menurutinya adalah neraka.

Untuk itulah, Rasulullah mengingatkan bahwa seseorang tidak akan beriman hingga hawa nafsunya mengikuti syariat yang Rasulullah bawa.

Bacaan Lainnya

Rasulullah bersabda dalam riwayat ath-Thabarani, hadts nomor 209, dan Al-Baghawi dalam Syarhu As-Sunnah, jilid 1, halaman 213,
“Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku bawa.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Hakikat Hawa Nafsu dan Sifat Nafsu
Marilah kita kenali hawa nafsu yang ada agar selamat dari segala kejelekan.

Hawa nafsu merupakan ungkapan dari kecintaan jiwa dan kecondongan manusia untuk mengikuti perintah-perintah yang bersumber darinya, entah perbuatan tersebut baik maupun buruk.

Hal ini dikuatkan oleh Imam Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin, halaman 469. Beliau menyebutkan,
“Hawa nafsu adalah kecondongan jiwa kepada sesuatu yang selaras dengan keinginannya.”

Oleh karenanya, meskipun hawa nafsu memiliki kecondongan pada perbuatan durhaka dan mengutamakan dunia, namun sejatinya kata nafsu sendiri memiliki tiga sifat yang perlu untuk kita ketahui bersama, yaitu:

Pertama: Nafsu Muthmainnah
Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang tenang dengan berzikir kepada Allah, rindu berjumpa kepada-Nya, dan ingin terus berdekatan dengan-Nya.

Terkait nafsu ini, Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat al-Fajr ayat 27—28,
“Wahai Nafsu Muthmainnah! Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.”

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.