Terkait nafsu ini, Allah subhanahu wata’ala berkisah tentang istri menteri al-Aziz dalam Surat Yusuf ayat 53,
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam as-Sa’di dalam tafsirnya, halaman 400, menerangkan bahwa nafsu ini sering memerintahkan pemiliknya untuk melakukan perbuatan keji serta berbagai dosa lainnya. Dan tidak ada yang selamat, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Allah subhanahu wata’ala.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memohon kepada Allah subhanahu wata’ala untuk melindungi kita dari kejahatan nafsu dan amal buruk seseorang.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikian perjumpaan kita dalam kajian ilmu tentang pentingnya menundukkan nafsu. Marilah kita berusaha menjadi mujahid penakluk hawa nafsu.
Semoga kita dapat terhindar dari Nafsu Ammarah bis-Su’ yang memerintahkan kepada keburukan, menuju Nafsu Lawwamah yang terpuji, dan pada akhirnya semoga kita semua dapat memperoleh Nafsu Muthmainnah. Aamiin ya Rabb.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman