KARANGANYAR, Beritategas.com – Alas Krendowahono disebut masyarakat sekitar sebagai kerajaan Gaib. Lokasinya pada jalan menuju arah museum Dayu, sebelah kanan jalan tepatnya di RT.03, RW III, Dusun Krendowahono, Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Sekitar 3 Km dari pasar Kalioso, arah ke timur.
Awak media mencoba bertanya sesepuh setempat yang bernama Mbah Dar pada Rabu (25/01/23). Dijelaskan bahwa banyak pengunjung lokal dan bahkan dari luar provinsi pun juga ada. Mereka datang untuk ngalap berkah di Alas Krendowahono yang terkenal angker serta termasuk kawasan Situs Sangiran.
Di lokasi ini juga dijelaskan ada sebuah tempat yang biasa digunakan untuk ritual Keraton Surakarta untuk upacara tradisional.
“Untuk kehidupan yang masih dilaksanakan masyarakat sekitar, terdapat upacara Sesaji yang diberi nama Mahesa Lawung Keraton Surakarta yang tiap kali diadakan di wilayah alas Krendowahono”, jelas Mbah Dar.
Hutan atau Alas Krendawahana adalah sebuah hutan yang sampai sekarang masih sangat terkenal dengan keangkerannya. Alas krendowahono dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Bathari Kalayuwati (Batari Durga).
Dengan adanya Ritual yang sudah menjadi agenda utama Keraton Kasunanan Surakarta, ritual dilaksanakan setiap hari Senin atau Kamis.
Keraton Kasunanan Surakarta disetiap menggelar acara ritual budaya Mahesa Lawung, dengan ritual adat Keraton untuk memohon keselamatan dan supaya terhindar dari segala macam marabahaya dan bencana.
“Sesaji Mahesa Lawung sendiri dilaksanakan sebagai bentuk persembahan kepada Bathari Kalayuwati, yang diyakini sebagai pelindung gaib Keraton Surakarta di bagian Utara. Untuk semua perlengkapan sesaji yang digunakan di antaranya kepala Mahesa Lawung/ Kerbau yang masih perjaka dan belum pernah dipekerjakan beserta empat (4) telapak kakinya atau yang masih suci, walang atogo berbagai jenis belalang sebagai simbol rakyat kecil”, tambah Mbah Dar.
Sedang sesaji lain yang terdiri atas barang mentah dan matang yang kesemuanya sebagai simbol makna-makna tersendiri, adapun bermacam- macam sesaji ini dimaksudkan untuk sebagai wilujengan Nagari Ara keselamatan Negara yang diharapkan dengan adanya ritual ini keamanan, ketentraman Negara akan terjaga.
“Sarat ritual tradisional ini terdapat di situs atau petilasan yang menunjukkan masyarakatnya masih melestarikan budaya. Yang semacam ini bisa melengkapi jalan panjang budaya dan adat istiadat Jawa sebagai Situs Sangiran”, pungkas Mbah Dar.
Pewarta : Dwi Nurbiyanto
Editor : Widiyo Prakoso