JAMBI – Petani kelapa sawit di Provinsi Jambi merasa cukup kecewa dengan harga jual sawit Tandan Buah Segar (TBS). Hal tersebut diakibatkan besarnya kisaran anggaran yang dikeluarkan dalam perawatan dan pemupukan.
“Jika dihitung secara matematis maka kerugiannya lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh,” kata Norman pekebun sawit kepada beritategas.com, Minggu(13/12/2020).
Untuk saat ini, periode dari tanggal 11 sampai dengan 17 Desember 2020, kelapa sawit di Provinsi Jambi mengalami kenaikan harga yang sangat tipis berkisar 29 rupiah per kilogramnya.
Diketahui sebelumnya, harga tandan buah segar (TBS) diestimasi dengan kisaran 1.660 rupiah per kilogramnya menjadi 1.698 rupiah. Estimasi nilai harga itu untuk usia tanam sawit tiga tahun.
“Untuk usia tanam sawit 4 tahun dengan estimasi 1.794 rupiah per kilogram, usia tanam sawit 5 tahun sekitar 1.877 rupiah per kilogram, usia tanam sawit 6 tahun sekitar 1.956 rupiah per kilogram, usia tanam sawit 7 tahun sekitar 2.006 rupiah per kilogram, usia tanam sawit 8 tahun sekitar 2.048 rupiah per kilogram, usia tanam sawit 9 tahun sekitar 2.089 rupiah per kilogram, usia tanam sawit 10 tahun sampai 20 tahun sekitar 2.151 rupiah per kilogram, usia tanam sawit 21-24 tahun sekitar 2.085 rupiah per kilogram dan usia tanam sawit di atas 25 tahun sekitar 1.987 rupiah per kilogramnya,” sebut Putri Rainun Pejabat Penetapan Harga TBS Sawit Provinsi Jambi.
Masih kata Putri Rainun, sementara untuk hasil yang ditetapkan tim perumus tentang harga inti sawit terjadi kenaikan sebesar 185 rupiah per kilogram yakni dari harga semula 5.557 rupiah menjadi 5.742 rupiah per kilogram,”sedangkan CPO pada kali ini mengalami kenaikan sekitar 101 rupiah dari harga semulanya 9.230 rupiah menjadi 9.331 rupiah,” kata Putri.
Putri Rainun mengatakan, untuk harga CPO, Inti Sawit dan TBS Sawit dalam beberapa periode terakhir sempat mengalami kenaikan.
“Namun untuk periode kali ini terjadi penurunan kembali berdasarkan hasil keputusan dari kesepakatan tim perumus harga CPO di Jambi bersama dengan para petani, perusahaan perkebunan sawit dan pihak- pihak terkait,” tutupnya.
Reporter : Harvery
Editor : Firman