Sejarah Situs Dermaga Kali Jenes Di Kampung Laweyan Ketika Masa Kejayaan Ekonomi Dan Batik Solo

Sejarah Situs Dermaga Kali Jenes
Sejarah Situs Dermaga Kali Jenes Di Kampung Laweyan

SOLO, Beritategas.com – Di kampung Laweyan Solo, banyak menyimpan cerita di masa lalu yang tidak ada habis-habisnya jika dikupas. Keindahan kampung ini tidak hanya pada bangunan tembok kuno tinggi namun juga arsitektur rumah-rumah kuno yang bernilai sejarah di zaman kerajaan Pajang, Rabu (05/04/23).

Menurut narasumber sesepuh masyarakat Laweyan Pak Yoko, menjelaskan sangat banyak peninggalan-peninggalan yang menyimpan kisah-kisah menarik di jaman kejayaan industri batik dan perdagangan yang begitu besar di masa Kerajaan Pajang, yang dulu menguasai wilayah Laweyan.

“Tapi kehebatan dari sektor, perdagangan di Laweyan itu sangat didukung dengan infrastruktur berupa dermaga atau bandar, dulu yang pernah ada dan menjadi pusat perdagangan, yang member kehidupan, transaksi berbagai komoditas. Namun keberadaan Dermaga telah memunculkan banyak saudagar-saudagar besar yang membuat warga Laweyan itu sendiri juga sering mendapatkan berkah dan banyak, menjadikan pedagang besar batik”, jelasnya.

Perdagangan yang besar dan sangat berkembang dikala masanya dan ikut mengubah peradaban di Laweyan, yang diketahui dengan berdirinya banyak bangunan bangunan dan rumah-rumah yang besar dengan desain arsitektur khas orang kaya pada masanya.

Tanpa ada dukungan dengan adanya Dermaga, tapi sangat mustahil Laweyan menjadikan poros perdagangan kain dan batik yang paling populer pada masanya kala itu. Karena, dengan memiliki Dermaga, industri batik Laweyan banyak sekali memperoleh bahan-bahan baku atau komoditas dengan mudah, dari berbagai wilayah di penjuru Nusantara yang diangkut oleh perahu-perahu dan bersandar di Dermaga atau Bandar. Salah satunya Dermaga yang sampai saat ini masih ada jejaknya adalah Situs Bandar Kabanaran.

Untuk mencari Situs Bandar Kabanaran di Kampung Laweyan tak begitu sulit. Bila pengunjung sudah sampai pada Tugu Batik Laweyan, disana akan ditemui beberapa petunjuk atau tulisan Situs Bandar Kabanaran.

“Dari Tugu Batik Laweyan, yang lokasinya berada di dalam kampung Laweyan, bila berjalan beberapa meter ke arah selatan, akan menemui sebuah sungai dan jembatan. Bila tidak ingin kesasar, anda cukup tanya pada warga setempat, maka dengan gampang warga memberikan petunjuk yang jelas menuju ke Situs Bandar Kabanaran. Warga sekitar sering menyebutnya ‘Banaran’, yang dimaksud adalah Kabanaran. Situs sejarah ini berada di Jalan Nitik, Kampung Kidul Pasar, RT 04/RW 01, Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo. Di sekitar situs tersebut terdapat Jembatan Ngingas yang melintas di atas Kali Jenes, anak Sungai Bengawan Solo”, tambahnya.

Tidak terdapat bekas atau sisa bangunan yang memperlihatkan sebuah bentuk Dermaga. Namun tempat itu kini berdampingan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bandar Kabanaran Kampung Batik Laweyan. Di sisi utara terdapat makam lama. Walaupun tidak terlihat jejak sisa bangunan sebuah bandar, akan tetapi kesannya yang dirasakan, seolah berada di pusat hiruk-pikuk perdagangan dermaga yang cukup ramai.

Kali Jenes atau Sungai Jenes (dulu Sungai Kabanaran) yang cukup lebar, luas dan bersih menjadi urat nadi sarana transportasi vital perahu-perahu dagang yang dibawa ke Laweyan. Bahan-bahan baku pendukung pembuat kain batik, seperti benang, kapas dan sebagainya, pernah diangkat dan diturunkan lalu diperdagangkan di Bandar Kabanaran Laweyan.

Seperti layaknya banyak dermaga lainya, karena pertumbuhan kampung atau daerah yang memiliki dermaga atau bandar, secara otomatis pertumbuhan ekonominya jauh lebih cepat dibanding daerah lain. Maka dari itu tidak mengherankan, jika begitu banyak orang yang sukses dan kaya berkat perkembangan industri batik di Laweyan.

Bahkan pada zaman eranya itu, di wilayah Kerajaan Pajang, wilayah Laweyan sangat menonjol dan terkenal sebagai daerah elit karena memiliki saudagar batik besar dan berpengaruh.

“Perekonomian di zaman Ki Ageng Henis Bila sudah sampai di lokasi Situs Bandar Kabanaran, pengunjung akan menemukan papan yang bertuliskan Situs Bandar Kabanaran. Ada sepenggal kisah sejarah yang ditulis di papan tersebut, tertulis “Bandar semasa Kerajaan Pajang tahun 1546 M, yang menghubungkan antara Pasar Laweyan dengan Bandar Nusupan di tepi kali Bengawan Solo”, Yang tergambar bahwa Laweyan sudah berkembang menjadi pusat ekonomi yang didukung dengan keberadaan Pasar Laweyan”, ujarnya.

Pasar Laweyan itu sendiri pernah ada di Kampung Laweyan, yang lokasinya hanya beberapa meter ke arah utara dari Bandar Kabanaran. Dan diperkirakan, dahulu lokasi Pasar Laweyan berada tepat di sekitar Tugu Batik Laweyan. Berbagai komoditas dipasok dari Bandar Kabanaran dan dijual di Pasar Laweyan melewati perahu-perahu yang melintasi Sungai Jenes.

Solo pada masa lalu, memang dikenal sebagai wilayah yang memiliki banyak jalur transportasi sungai. Sungai Jenes adalah merupakan salah satu jalur penting, selain Sungai Nusupan dan Semanggi. Ada berbagai komoditas yang banyak dibawa oleh kapal-kapal dagang besar yang berasal dari kerajaan Majapahit, Jawa Timur. Lalu untuk membawa komoditas tersebut hingga ke pedalaman, dibawa oleh perahu-perahu lebih kecil yang menyusuri kali atau sungai kecil.

“Laweyan yang sangat dikenal itu, tidak lepas dari pengaruh Ki Ageng Henis, putra dari Ki Ageng Selo. Ki Ageng Henis memiliki pengaruh kuat pada kejayaan industri batik dan penyebaran agama Islam di Laweyan Solo. Makamnya ada di sebelah barat Masjid Laweyan, dimana masjid tersebut dibangun pada era kejayaan Kerajaan Pajang. Untuk memperkaya pengalaman dan menelisik sejarah Laweyan serta batik Laweyan. Memang nggak ada salahnya jika mampir ke makam Ki Ageng Henis. Ki Ageng Henis ini dikenal sebagai penasehat spiritual Sultan Hadiwijaya sebelum naik tahta sebagai Raja Pajang, ketika itu Sultan Hadiwijaya masih bernama Joko Tingkir atau Mas Karebet. Ki Ageng Henis pada semasa hidupnya, ikut membantu perkembangan batik khas Laweyan Solo, hingga dikenal ke seantero nusantara melalui perdagangan di Bandar/ Dermaga Kabanaran Laweyan”, pungkasnya.

Ikuti Kami di :banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250
banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.