Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah, Iman bisa dibuktikan dengan dua rasa,
1. Rasa syukur
2. Rasa sabar
Menurut Ust. Sadam, 1. Rasa syukur, yakni:
Seorang beriman dia wajib bersyukur ketika mendapat nikmat dan wajib bersabar ketika mendapat ujian.
Dalam kehidupan kita sehari hari, ada orang beriman yang ridho dengan rejeki yang sedikit dia tetap bersyukur atas rizkinya, sehingga Allah berkahi dan mencukupi, namun ada juga yang ingkar, dia tidak ridho dengan rizki yang sedikit, sehingga tidak Allah berkahi dan Al hasil tidak mencukupi bahkan sangat kekurangan.
Ada yang penghasilannya 50.000 /hari cukup tetapi ada juga yang 500.000,-/hari tetapi masih kurang, disinilah kita bisa melihat ke dalam diri kita, seberapa kuat keimanan kita kepada Allah, karena Ujian Allah hanyalah sekedar kesanggupan kita.
2. Rasa sabar.
Sabar ketika mendapatkan ujian, telah sama-sama kita ketahui bahwa sabar adalah bagian dari Iman, ujian akan menimpa siapa saja yang dikehendaki Allah, namun besarnya ujian sudah barang tentu sesuai kesanggupan kita, sesuai kadar keimanan kita.
Kalau saja kita mengetahui beratnya ujian para nabi, para sahabat, para tabi’in dan para ulama ulama terdahulu, mungkin kita hari ini merasa malu, karena ujian yang kita hadapi jauh lebih ringan dibandingkan ujian para nabi.
Dalam sebuah hadits dikatakan,
Dari Mush’ab bin Sa’id – seorang tabi’in – dari ayahnya, ia berkata,
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi.
Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya.
Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.