Pelit, nafsu, dan ujub dapat membinasakan pemiliknya. Takkan kaya orang karena pelit, takkan bahagia orang karena memperturutkan nafsu, takkan mulia orang karena ujub. Semua fatamorgana, hakikatnya kemuliaan justru ada pada sifat dermawan, ketaatan, dan tawadhu’.
Rasulullah menyebut ujub itu lebih besar dari dosa karena kemaksiatan lain.
“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !” (HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868).
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata :
“Kebinasaan pada dua perkara, putus asa dan ujub”
Al-Munaawi berkata, “Ibnu Mas’ud mengumpulkan dua perkara ini karena orang yang putus asa tidak akan mencari kebahagiaan karena dia sudah putus asa, dan demikian juga orang yang ujub tidak akan mencari-cari kebahagiaan karena dia menyangka bahwa ia telah meraihnya”.
Dikatakan kepada Aisyah (Kapan seseorang dikatakan buruk)?, maka beliau berkata,
(Jika ia menyangka bahwa ia adalah orang baik)” (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami’ as-Shoghiir)
Pembaca yang dirahmati Allah, sudah seharusnya kita sadar diri, bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Allah.
Kita hanyalah sebongkah daging yang dibalut kulit, tak mampu berbuat sesuatu tanpa izin Allah, tak memiliki sesuatu kecuali pemberian Allah, jangan pernah merasa lebih hebat dari orang lain, lebih kuat dari orang lain, lebih kaya dari orang lain, lebih tinggi derajatnya dari orang lain, karna itu semua akan memberangus amal ibadah kita, ingat, siapa yang merasa lebih baik dari orang lain berarti dia belum menyadari firman Allah,