JAMBI, Beritategas.com – Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala. Karena dengan nikmat Allah dan hidayah-Nya kita dapat bersua kembali.
“Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan agama yang sempurna kepada umat manusia,” ujar Ustadz Sadam Husein.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu berpegang teguh dengan ajaran beliau hingga ajal menjemput.
Alhamdulillah dikesempatan ini, 9 Jumadil Akhir, 1445 H/Jumat (22/12/2023) Ustadz Sadam Husein bisa bersama kita kembali.
Ustadz Sadam Husein berwasiat kepada kita sekalian, agar kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Dan di antara bentuk menaati serta menjalankan perintah Allah Ta’ala di dalam kehidupan sehari-hari adalah menghidupkan sunah-sunah nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di setiap gerakan kita, masa luang kita, dan di setiap perkataan maupun perbuatan kita.
Sehingga setiap titik dan inci kehidupan kita selaras dengan sunah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari terbitnya mentari hingga tenggelamnya.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah
Allah Ta’ala berfirman,
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
Imam Hasan Al-Basri rahimahullah pernah berkata,
“Tanda cintanya para ulama’ kepada Nabi Muhammad itu terlihat dari bagaimana seriusnya mereka di dalam mengikuti sunah-sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Kedudukan seorang mukmin itu diukur dari sejauh mana ia mengikuti sunah nabinya. Maka, semakin banyak mereka mengikuti sunah beliau, semakin tinggi kedudukannya di sisi Allah dan semakin mulia.
Berpegang teguh di dalam mengikuti sunah nabi memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah:
-Meraih cinta Allah Ta’ala.
-Menutup kekurangan dan ketidaksempurnaan seorang hamba pada ibadah wajib.
-Terhindar dari terjerumus ke dalam perbuatan bid’ah.
-Mengagungkan syiar Allah Ta’ala.
Saudara-saudara yang dicintai Allah Ta’ala,
Marilah kita menghidupkan sunah sunah Rasulullah di kehidupan kita sehari-hari. Kalau bukan kita yang melakukan, lalu siapa lagi? Karena itu merupakan bukti kecintaan kita terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baik perkataan, perbuatan, ataupun persetujuan. Sunnah juga berarti sesuatu yang dilakukan mendapat pahala dan tidak ada dosa bagi yang meninggalkannya.
Berikut ini adalah beberapa sunah yang sering ditinggalkan dan dilupakan oleh kebanyakan manusia, semuanya benar telah datang dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu :
Pertama, menjilati jari-jemari setelah selesai makan sebelum mencucinya,
Berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian telah selesai dari makannya, maka janganlah ia mencuci tangannya, kecuali sesudah ia menjilati jari-jemarinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kenapa kita dianjurkan melakukan hal itu? Karena kita tidak tahu letak keberkahan makanan kita ada di mana. Bisa jadi makanan yang ada di jari jemari kita itulah yang berkah.
Kedua, mengambil napas ketika minum sebanyak tiga kali di luar gelas.
Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Bahwasannya Rasulullah bernapas sebanyak tiga kali ketika minum. Lalu ia bersabda, ‘Sesungguhnya dengan begini haus lebih hilang, lebih lepas, dan lebih enak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, memperbanyak istighfar/ meminta ampun ketika sedang bermajelis.
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Sesungguhnya kami pernah menghitung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sekali majelis mengucapkan istigfar sebanyak seratus kali, yaitu: Rabbighfir li wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rahim. (Artinya: Ya Tuhanku, ampunilah saya serta terimalah taubat saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha penerima taubat lagi Maha penyayang).” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Keempat, bersedekah semampu kita ketika bertobat dari sebuah dosa.
Imam Bukhari dan Muslim menuturkan kisah Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya ia berkata,
“Aku berkata kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya termasuk bagian dari tobatku, aku ingin melepaskan semua hartaku sebagai sedekah untuk Allah dan Rasul-Nya.’ Rasulullah pun bersabda, ‘Sisihkan sebagian hartamu, maka itu lebih baik.”
Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan di kitabnya Zaadul Ma’ad, “Perkataan Ka’ab ini merupakan dalil akan disunahkannya bersedekah ketika bertobat semampunya.”
Kelima, tidak bersegera melepas tangan kita saat berjabat tangan dengan orang lain, Kecuali orang tersebut yang melepasnya lebih dahulu.
Dari sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata
“Dahulu, jika Rasulullah menjabat tangan seseorang, ia tidak akan melepaskan tangannya, kecuali orang yang dijabat tangannya itu melepasnya terlebih dahulu.”
Saudara-saudara yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala.
Ustadz Sadam Husen, S.Sy menuturkan, “Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.
Pewarta : A.Erolflin
Editor Firman