SOLO, Beritategas.com – Komunitas Solo mengajar berkomitmen untuk terus mengabdikan diri pada bidang pendidikan untuk anak-anak kurang mampu dalam bingkai kebangsaan dan keragaman di usianya ke 10.
Di usia yang ke,10 ( satu dekade) memantapkan Solo mengajar menjadi komunitas yang ingin berkontribusi agar anak-anak usia sekolah semakin mendekatkan mimpi dan cita-cita mereka melalui gerakan masyarakat membaca.
Ketua harian Solo mengajar gilrandy Aristya Dwi di sela peringatan puncak HUT ke,10 Solo mengajar di ndalem kopi Wonorejo Gondangrejo Karanganyar Sabtu (28/5) menjelaskan di usianya yang ke,10 ini solo mengajar akan menggandeng masyarakat untuk ikut peduli dengan kegiatan gemar membaca dengan mengajak anak-anak di pelosok kampung di seluruh Solo raya.
“Solo mengajar ingin mengkampanyekan gerakan masyarakat membaca (gemar baca). Kami ingin agar anak-anak dampingan kami terus membaca buku melalui program gemar baca. Program ini kami rilis seiring dengan usia ke,10 solo raya,” ujarnya
Peringatan puncak HUT ke,10 solo mengajar (25 Mei 20212 -25 Mei 2022) ini ditandai dengan doa dan syukuran sederhana.
Acara ini dihadiri Hanny Setiawan dan dhedi aristianto ( founder dan dewan penasehat) Didik Kartika ( direktur solo mengajar) serta Wiranti Widyastuti Hadinoto inspirator leader inspirasi solo mengajar.
Terpisah founder dan ketua dewan penasehat Gentur Yoga Jati dalam Video yang dikirim menyebutkan solo mengajar di gawangi oleh anak muda terdidik.
“Ada pasangan surut selama 10 tahun pastikan bahwa kita pasang kembali pastikan yang bersama kita menghasilkan software dan hardware yang sama yaitu Indonesia,” katanya.
Sedangkan Direktur solo mengajar Didik Kartika menegaskan, solo mengajar ke depan akan menjangkau wilayah – wilayah pedesaan di solo raya dan Jawa tengah.
Dalam melakukan pendampingan terhadap anak-anak sejauh ini solo mengajar sudah berkarya di 7 taman cerdas dan 2 rumah mengajar dalam mendampingi anak-anak kurang mampu.
Tak beda jauh salah seorang dewan penasehat Sholahuddin aly ( Gus shola) berpesan solo mengajar tidak pernah membedakan suku agama dan golongan bagi anak-anak yang didampingi.
“Selama ini solo mengajar telah membersamai belajar dan bermain dengan anak- anak tanpa membeda bedakan suku agama dan golongan,” ujar Gus Sholah saat berada di Kuala lumpur Malaysia.
Sementara itu Astrid widyani edupreneur dan inspirasirator leader solo mengajar menambahkan selama satu dekade solo mengajar telah berhasil bergerak dan melangkah untuk mendampingi tunas- tunas muda dalam pendidikan di Solo.
Satu dasawarsa bukan waktu yang singkat, solo mengajar telah berhasil melangkah dan mendampingi tunas- tunas muda dalam pendidikan di solo papar astrid yang juga dosen di universitas surakarta ( unsa).
Pada acara syukuran HUT ke10 yang mengambil tema satu dekade solo mengajar merajut perbedaan untuk anak-anak Indonesia ini juga mengukuhkan sumartono Hadinoto sebagai anggota dewan penasehat solo mengajar.
Sumartono berterimakasih di ajak bergabung dalam komunitas solo mengajar, dirinya berharap solo mengajar bisa semakin bertambah baik dalam pendampingan belajar terhadap anak- anak
Pewarta : Armila
Editor : Firman