JAMBI, Beritategas.com – Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang nyawa manusia senantiasa dalam genggaman-Nya. Dia Yang Maha menghidupkan dan mematikan. Semua makhluk akan kembali pada-Nya.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah, di Jumat (15/12/2023) ini bisa bersua kembali dengan ustadz Sadam Husen sarjana syariah.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini marilah kita mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita, nikmat yang banyak sekali, semakin kita diberi ilmu maka semakin susah kita menghitung nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, kecuali orang-orang yang jahil tidak memiliki ilmu yang beranggapan bahwa Allah tidak memberikan nikmat kecuali sedikit saja.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya juga.
Saudara-saudara yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala.
Kami wasiatkan kepada para jamaah rahimakumullah marilah kita jaga ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wataala, hanya takwalah yang akan membuat kita menjadi mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala, Allah tidak akan melihat seseorang pada hartanya, nasabnya, pangkat kedudukannya, tapi yang Allah lihat dan muliakan pada diri seseorang adalah ketakwaannya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu” (QS. Al Hujurat: 13)
Saudara-saudara yang dirahmati Allah
Dikesempatan yang berbahagia ini saya sampaikan firman Allah subhanahu wata’ala dalam surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Al hakim Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya bahwa Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dan membenarkan Rasul-Nya agar berpegang teguh kepada tali Islam dan syari’atnya, menjalankan semua perintahnya dan juga larangan-larangannya sekuat kemampuannya, dan benar-benar menjauhi langkah-langkah setan.
Islam adalah merupakan ketaatan kepada Allah, selain itu Islam juga agama yang menjunjung tinggi kedamaian dan keadilan.
“Masuklah kalian ke dalam syariat-syariat agama Muhammad shallallahu alaihi wasallam, janganlah kalian meninggalkan ajarannya sedikitpun.” masuk Islam secara totalitas. ujar ustadz Sadam.
Surah Al Baqarah ayat 208, merupakan bukti cinta Allah yang sangat besar kepada hamba-Nya sehingga Ia memberikan arahan dan perintah agar hamba-Nya tidak jatuh dalam kesalahan.
Faidah berikutnya dari ayat di atas adalah perintah Allah subhanahu wata’ala agar kita waspada terhadap langkah-langkah setan, sehingga kita tidak terjatuh dalam tipu muslihatnya, apalagi setan adalah musuh yang nyata bagi kita orang-orang beriman.
Salah satu contoh tipu daya setan adalah sebab turunnya ayat ini, yaitu permintaan ijin dari para sahabat yang baru masuk Islam untuk mengamalkan sebagian ajaran pada agama mereka sebelumnya, inilah salah satu tipu daya setan yang sangat besar.
Kewaspadaan kita terhadap tipu daya setan harus kita tingkatkan dengan cara menggali apa saja yang bisa menjadi celah bagi setan untuk menipu daya kita kita.
Imam Ibnu Qayyim di dalam kitab karyanya yang bernama “Madarijus Salikin” telah memberikan petunjuk bagi kita agar kita selamat dari godaan setan.
Beliau merincikan bahwa dalam menggoda manusia setan memiliki enam tahapan;
Tahapan pertama: Menjadikan manusia jadi kafir atau musyrik
Objek tahapan pertama ini adalah seorang muslim yang digoda agar menjadi kafir atau musyrik, jika tidak berhasil maka setan tidak akan berputus-asa, setan akan berusaha menggoda dengan beralih menggunakan tahapan yang kedua. Tahapan pertama ini adalah langkah paling utama dan paling tinggi nilainya bagi setan, karena tujuannya adalah bagaimana seorang muslim berubah menjadi kafir atau melakukan kesyirikan alias musyrik.
Tahapan kedua: Menyeret hamba pada perbuatan bid’ah
Ketika setan tidak mampu menggoda manusia pada tahapan pertama maka setan beralih pada tahapan kedua, yaitu menyeret hamba pada perbuatan bid’ah, amalan yang diada-adakan dalam urusan agama, setan menyamarkan dan menghiasi bid’ah sebagai amalan yang sangat baik, padahal tidak ada pahalanya bahkan yang didapatkan adalah dosa. Amalan bid’ah itu tertolak, tidak mendatangkan pahala apa-apa.
Tahapan ketiga: Menjerumuskan manusia melakukan dosa-dosa besar.
Setelah tahapan yang kedua dengan menjerumuskan manusia pada perbuatan bid’ah tidak berhasil, maka setan beralih pada tahapan ketiga, yaitu menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa-dosa besar.
Setan menghiasi dengan iming-iming umur masih panjang, Allah Maha Pengampun, nanti bisa segera taubat dan seterusnya. Seseorang jika sudah melakukan dosa besar bukan berarti ia bisa langsung bertaubat karena setan pasti akan menggodanya untuk melakukan dosa besar lagi dan lagi sehingga berbuat dosa besar itu menjadi kebiasaan dan karakternya.
Tahapan keempat: Menjerumuskan manusia pada dosa-dosa kecil
Jika hamba digoda dengan melakukan dosa besar masih saja tetap tidak bisa maka setan tidak akan berputua asa, ia akan beralih lagi godaannya dengan menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa-dosa kecil.
Setan menggoda dengan membisikkan bahwa ini hanya dosa kecil, dosanya sangat ringan sekali, gampang dihapus, lagipula Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun pasti akan gampang diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala, hingga akhirnya manusia menjadi terbiasa melakukan dosa-dosa kecil.
Tahapan kelima: Menghiasi manusia dengan perkara-perkara mubah
Apabila setan kembali gagal dalam menggoda orang beriman untuk melakukan dosa-dosa kecil maka setan akan menurunkan gridnya ke tahapan kelima, yaitu menggoda manusia untuk sibuk dengan perkara-perkara yang mubah, hal-hal yang boleh dilakukan hingga akhirnya manusia tersibukkan dengannya dan kehabisan waktu dari perkara-perkara yang tak ada pahalanya.
Tahapan keenam: Menyibukkan manusia dengan amalan yang tidak lebih utama.
Jika manusia yang digoda masih kukuh, masih kuat sehingga tidak tergoda untuk menyibukkan diri dengan perkara-perkara mubah maka setan akan ganti menggoda dengan tahapan yang keenam, yaitu menyibukkan manusia dengan amalan yang mafdhul, amalan yang tidak lebih utama sehingga lalai dari amalan-amalan yang afdhal, amalan yang lebih baik dari amalan-amalan sebelumnya. Disibukkan dengan perkara-perkara yang sunnah sampai waktunya habis untuknya dan justru meninggalkan perkara-perkara yang wajib.
Saudara-saudara yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala.
Berdasarkan jabaran tersebut ust Sadam Husen, S.Sy mengajak kita semua untuk selalu waspada dan mawas diri karena setan sangat bersemangat untuk menggoda kita dengan berbagai tahapannya.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari semua tipu daya setan serta memasukkan kita semua ke dalam Jannah Firdaus.
Pewarta : A.Erolflin
Editor: Firman