Tiga Rahasia Bulan Dzulqa’dah Untuk Kita Teladani

Karena terdapat riwayat dari sebagian salaf di antaranya Ibnu Umar, Aisyah, dan Atha’ bahwa mereka mengutamakan umrah yang ditunaikan pada bulan Dzulqa’dah dan Syawal daripada pelaksanaan di bulan Ramadhan. (Lathâif Al-Ma’ârif, Ibnu Rajab, 259)

Sebab bulan Dzulqa’dah termasuk dari bulan haji, dan para fuqaha menganjurkan untuk berumrah pada bulan Dzulqa’dah sebagai bentuk mengikuti (iqtida’) Nabi SAW, Sebab beliau menunaikan semua umrahnya pada bulan mulia ini kecuali umrah terakhirnya.

Bacaan Lainnya

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan umrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah. Kecuali umrah yang beliau laksanakan bersama haji beliau.” (HR. Bukhari)
Maka bagi kaum muslimin yang mempunyai keluasan rezeki untuk berusaha memenuhi seruan kebaikan ini. Semoga kita semua diberi rezeki untuk dapat ziarah mengunjungi tanah suci.
Jamaah jum’at Yang Berbahagia

Ketiga, Bulan Dzulqa’dah Adalah Bulan

Dilipatgandakan Pahala Amal Shalih.
Pada bulan mulia ini Allah lipat gandakan amal-amal perbuatan baik dan buruk seseorang. Maka melihat agung dan besarnya peluang untuk menambah pundi-pundi timbangan kebaikan tersebut, sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih, ketaatan, serta doa kepada Allah.

Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu yang dinukil oleh Ibnu Rajab Al-Hambali tentang keutamaan bulan-bulan haram, beliau berkata
“Sesungguhnya amal shalih dan balasan pahala yang dilakukan pada bulan-bulan haram itu lebih besar daripada bulan-bulan lain.” (Lathaiful Ma’arif, Ibnu Rajab, 258)

Maka mari manfaatkan kesempatan emas ini untuk meraup pahala dan kebaikan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah janjikan. Mulai dari shalat, sedekah, zikir, membantu orang lain, dan kebaikan-kebaikan lainnya.

Dan di antara ibadah-ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan yang istimewa ini adalah ibadah shiyam.
Jumhur Fuqaha berpendapat bahwa berpuasa pada bulan-bulan haram itu mustahab atau dianjurkan. (Mausu’ah Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah, 28/95)
“Puasalah pada bulan ramadhan, tiga hari setelahnya, dan pada bulan-bulan haram. ” (HR. Ibnu Majah)
“Pada bulan-bulan Haram ini aku mencintai untuk berpuasa di dalamnya.” (Lathaiful-Ma’arif, Ibnu Rajab, 258)

Ikuti Kami di :
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.