Tim Dosen Perikanan UNJA Buat Peta Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan bagi Nelayan di Kuala Tungkal, Gunakan GIS

JAMBI, Beritategas.com – Tim dosen Perikanan Universitas Jambi mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat bertajuk Penerapan Teknologi Geographical Information System (GIS) dalam Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan Potensial untuk Meningkatkan Produktivitas Nelayan di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi, Selasa, 6 Agustus 2024 lalu.

Tim pengabdian ini dipimpin oleh Farhan Ramdhani, S.Pi., M.Si., sebagai ketua, serta anggota timnya Septy Heltria, S.Kel., M.Si., Ester Restiana Endang G, S.Pi., M.Si., Lauura Hermala Yunita, S.Pi., M.Si., Ir. Sri Novianti, M.P., Wulandari, S.Pi., M.Si., dan Dr. Ir. Suryono, M.Si, dan mahasiswa program studi Pemanfaatan Sumber daya Perikanan, Erwin dan M. Adib Mubarok.

Bacaan Lainnya

Farhan Ramdhani, S.Pi., M.Si Ketua tim dosen di Mendalo mengatakan kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk membantu nelayan setempat dalam meningkatkan produktivitas penangkapan ikan melalui penerapan teknologi GIS, Jumat (21/09/2024).

“Bentuk penerapan GIS pada pengabdian ini salah satunya dengan pembuatan peta pendugaan daerah penangkapan ikan (DPI) potensial di Kawasan Kuala Tungkal yang termasuk kedalam WPP 711. Program ini akan berlangsung hingga 6 Oktober 2024, dengan pelaksanaan monitoring berkala untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program tersebut,” ujar Farhan Ramdhani.

Farhan Ramdhani juga mengatakan materi utama yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah penerapan teknologi GIS dalam dunia perikanan. Teknologi GIS memungkinkan pemanfaatan data spasial dan parameter oseanografi, seperti suhu permukaan laut, dan klorofil-a, yang diperoleh dari data citra satelit.

“Dengan bantuan teknologi ini, nelayan dapat lebih mudah menemukan daerah penangkapan ikan potensial (fishing ground) dengan akurat dan efisien. Implementasi teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas nelayan di Kuala Tungkal dan mendorong keberlanjutan sumberdaya perikanan di wilayah tersebut,” ungkapnya.

Farhan Ramdhani juga menyampaikan bahwa para nelayan di kuala Tungkal memberikan tanggapan positif terhadap penerapan teknologi Geographical Information System (GIS) dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Mereka mengungkapkan bahwa teknologi tersebut sangat membantu dalam mengidentifikasi daerah penangkapan ikan potensial dengan lebih akurat, sehingga mereka dapat mengoptimalkan waktu dan biaya operasional.

“Nelayan merasa terbantu dengan pemahaman baru mengenai penggunaan data spasial dan informasi oseanografi seperti suhu permukaan laut dan klorofil-a. Dengan adanya teknologi ini, mereka berharap dapat meningkatkan hasil tangkapan dan kesejahteraan ekonomi mereka dalam jangka panjang,” ucapnya.

Terdapat kendala yang dihadapi nelayan dalam penerapan teknologi GIS ini diantaranya: Keterbatasan Akses Teknologi sebagian besar nelayan masih belum terbiasa dengan penggunaan teknologi canggih seperti GIS. Akses terhadap perangkat seperti komputer atau ponsel pintar yang diperlukan untuk mengoperasikan GIS juga menjadi kendala bagi sebagian nelayan.

“Kemudian kurangnya pengetahuan teknologi, meskipun pelatihan telah diberikan, beberapa nelayan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk benar-benar memahami dan mengaplikasikan teknologi GIS. Tingkat literasi teknologi yang beragam menjadi tantangan dalam proses adopsi lalu Kondisi alam yang tidak terduga, faktor alam yang dinamis, seperti perubahan cuaca yang cepat atau kondisi laut yang tidak sesuai prediksi, dapat memengaruhi akurasi data yang dihasilkan oleh teknologi GIS, sehingga mengurangi efektivitasnya di lapangan,” kata Farhan Ramdhani.

Farhan Ramdhani menambahkan untuk biaya operasional, meskipun GIS dapat meningkatkan efisiensi, teknologi ini mungkin memerlukan biaya tambahan untuk perawatan perangkat keras, lisensi software, atau akses data satelit secara berkelanjutan, yang mungkin memberatkan bagi sebagian nelayan.

“Untuk adaptasi dan keberlanjutan penggunaan meskipun teknologi GIS dapat memberikan manfaat jangka panjang, tantangan lain adalah memastikan nelayan terus menggunakan teknologi ini setelah program pengabdian selesai. Ketersediaan dukungan teknis dan keberlanjutan pemantauan menjadi faktor penting untuk keberhasilan jangka panjang,” tutupnya.

Kunjungi : www.unja.ac.id.

Pewarta : A.Erolflin
Editor : Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.