Upacara Adat Mappacci Masih Lestari Bagi Warga Bugis di Perantauan

JAMBI, Beritategas.com – Mappacci adalah upacara adat Bugis yang dilakukan sebelum pernikahan untuk menyucikan diri calon pengantin. Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian acara pernikahan adat Bugis yang sakral. Prosesi Upacara Adat Mappacci, merupakan tradisi masyarakat Suku Bugis di wilayah Sulawesi Selatan.

Andi Hasnah, warga bugis yang menetap di Pekan Baru dalam perbincangannya dengan awak Beritategas.com menceritakan bahwa mappacci biasanya dilaksanakan pada malam hari menjelang hari-H pernikahan.
Calon mempelai wanita melaksanakan Mappacci di rumahnya dan calon mempelai pria juga melaksanakan Mappacci di rumahnya sendiri.

Pada masa kini upacara Mappacci hanya dilaksanakan satu malam sebelum pernikahan. Pada zaman dahulu upacara ini dilaksanakan tiga malam secara berurutan di kalangan bangsawan.

Mappacci bertujuan untuk membersihkan diri dari semua hal yang dapat menghambat pernikahan. Mappacci juga bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga agar siap menempuh hidup baru.

”Tujuan dari prosesi Mappacci adalah menyucikan diri agar siap menempuh hidup baru. Prosesi tersebut biasanya berlangsung di rumah masing-masing, yakni rumah calon mempelai wanita dan rumah calon mempelai pria”.

Ditambahkan Andi, upacara adat Mappacci merupakan salah satu bukti kekayaan tradisi di negara Indonesia. Mappacci adalah tradisi pernikahan suku Bugis yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Akan tetapi bagi suku Bugis yang berada di perantauan seperti Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Jakarta dan beberapa wilayah lainnya, upacara adat mappaci masih tetap dilakukan hingga sekarang.

Andi Hasnah, pada acara penganten keponakannya Andi & Tyas di desa Sungai Duren, Jaluko, Minggu (16/02/2025) menyatakan bahwa upacara adat mappaci masih tetap lestari bagi kami warga bugis yang berada di perantauan. Hal ini dibenarkan Andi Bidaya yang datang dari Batam.

”Calon mempelai wanita melaksanakan Mappacci di rumahnya dan calon mempelai pria juga melaksanakan Mappacci di rumahnya sendiri. Itu kalau kedua-duanya berasal dari Suku Bugis. Kalau hanya salah satu, tradisi adat ini tetap dilaksanakan baik itu anaknya laki-laki atau perempuan. Mappacci dilaksanakan pada malam hari menjelang hari-H pernikahan”, ungkapnya.

Adapun rangkaian upacara adat Mappacci:
Ritual Mappacci dilakukan pada malam hari, sebelum akad nikah di hari esok.
Mappacci dilakukan dengan cara meletakkan daun pacci di telapak tangan calon mempelai.

Jumlah orang yang meletakkan pacci ke tangan calon mempelai disesuaikan dengan stratifikasi sosial calon mempelai, misalnya 2×7 atau 2×9. Keluarga ayah dan ibu harus seimbang.

Calon mempelai yang telah dirias layaknya pengantin, didudukan di atas pelaminan dan didampingi dayang-dayang.

Di depan pengantin, diletakkan bantal yang dilapisi dengan daun sirih.
Kedua tangan pengantin diletakkan di atas bantal dan daun sirih tersebut.

Tujuannya, agar dapat menerima daun pacci yang akan diberikan oleh keluarga.
Setelah itu, diambil sedikit daun pacci yang telah dihaluskan, lalu diletakkan ke tangan calon mempelai.

Pertama, ke telapak tangan kanan dan lanjut ke telapak tangan kiri. Setelah itu, lanjut ke jidat dan disertai dengan doa agar calon mempelai kelak dapat hidup dengan bahagia.

Sesekali, masyarakat juga meletakkan pacci, menghamburkan butiran beras kepada calon mempelai sebanyak tiga kali. Prosesi tersebut juga biasa memuat doa agar calon mempelai dapat berkembang dan murah rezeki.

Demikian ragam budaya yang dapat kami tampilkan pada kesempatan ini, semoga bisa menambah khasanah pembaca.

Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.