KLATEN, Beritategas.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Perlindungan. Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian ( PPVTPP) menerbitkan hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) untuk dua varietas padi khas Klaten yaitu rojolele srinar dan rojolele srinuk.
Setelah melakukan pengujian ikon padi Klaten ini dinilai layak mendapatkan hak perlindungan varietas tanaman dengan memenuhi unsur baru unik seragam dan stabil.
Kementan telah menerima permohonan hak PVT dari pemerintah kabupaten Klaten untuk varietas tanaman padi rojolele srinar dan rojolele srinuk setelah melalui sidang komisi PVT.
Pada Februari 2022 kedua varietas itu dinyatakan lulus uji sekaligus menjadi pemerintah daerah pertama yang berhasil mendapatkan hak PVT.
“Inisiasi yang dilakukan Pemkab Klaten ini luar biasa dan patut dicontoh Pemda lainya. Menteri pertanian telah memberikan apresiasi khusus terhadap Pemkab Klaten yang telah melakukan resit dengan memanfaatkan varietas lokal rojolele sehingga bisa menghasilkan varietas yang spesial dari segi rasa dan bisa bermanfaat secara ekonomi,” ,ungkap kepala pusat PVTPP Kementan erizal Jamal saat panen padi rojolele srinuk di desa ngebong kecamatan Delanggu akhir Maret 2022 lalu
Dengan hak PVT tersebut Pemkab Klaten memiliki kendali secara eksklusif mengembangkan srinar dan srinuk hak eksklusif ini diharapkan bisa bermanfaat secara ekonomi bagi petani lokal Klaten.
Bupati Klaten Sri Mulyani menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat dalam hal ini PPVTPP Kementan yang memberi perlindungan terhadap varietas rojolele sinar dan srinuk.
“Kami bangga dapat mengawal riset dan memberdayakan varietas lokal menjadi varietas baru yang mendapatkan hak PVT srinar dan srinuk. Kami harapkan menjadi tumpuan pendapatan petani serta ikon kebanggaan padi Klaten,” ujarnya. Selasa (26/4).
Berdasarkan hasil pemeriksaan PTV baik sinar dan srinuk memiliki berbagai unggulan genetik srinar memiliki bulu permukaan dan daun kuat yang cukup baik untuk ketahanan serangga hama umur panen 104 hari setelah tanam (hst) dan dapat ditanam sebanyak 3 kali dalam setahun.
Sedangkan srinuk memiliki umur panen hst panjang batang 93,09 cm kadar amilosa agak rendah 13,64 persen dan baik untuk kesehatan karena memiliki aroma wangi beras yang kuat.
Proses yang panjang diraihnya hak pvt atas padi rojolele srinar dan srinuk ini merupakan perjalanan panjang, berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan varietas unggul dari Klaten ini.
Diawali dengan riset yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk pemulihan benih padi rojolele pada 2013 silam di mulai kerja sama antara BATAN dengan Pemkab Klaten.
Melalui program agro techno park (ATP) Klaten yang di mulai pada tahun 2015 BATAN berhasil mengembangkan dua varietas unggul yang bernama rojolele srinar dan srinuk dari padi lokal rojolele.
Sebagai varietas unggulan hasil panennya banyak dicari masyarakat karena rasanya yang enak nasinya pulen dan baunya wangi.
Sayangnya jarang sekali petani menanamnya meski harganya tinggi diantaranya disebabkan karena usia panen yang panjang dan batangnya hingga 155 cm sehingga mudah roboh.
Pemkab Klaten berupaya mengembalikan beras ikon Klaten itu kembali menjadi produk unggulan yang di kembangkan banyak petani sejak 2013, Pemkab Klaten menggandeng badan tenaga nuklir Nasional (BATAN) untuk mengembangkan varietas rojolele.
Baru di masa kepemimpinan Bupati Klaten Sri Mulyani kerja sama dengan BATAN terus berlanjut dengan penelitian di laboratorium dan berkali-kali di lakukan uji coba benih.
Setelah melalui proses panjang akhirnya benih rojolele unggul berhasil didapat Batan melalui pusat aplikasi isotop dan radiasi (PAIR) telah berhasil memperbaiki varietas padi rojolele yang terkenal dan disukai masyarakat.
Ini keberhasilan diwujudkan dengan panen perdana varietas rojolele srinuk dan rojolele srinar di kawasan ATP Klaten pada Oktober 2019 silam.
Varietas ini memiliki umur panen lebih pendek yakni umur awalnya 165 hari menjadi 110 hari pengembangan varietas unggul padi dengan teknologi nuklir itu memiliki rasa pulen dan wangi seperti varietas indukan.
Lahirnya varietas baru itu kemudian ditindaklanjuti dengan perbanyakan benih penanaman serentak dan pembentukan kelembagaan manajemen produksi pengelolaan serta dan pemasaran dari hulu hingga hilir bahkan demi mengenalkan ikon baru ini.
Sri Mulyani akan mewajibkan kepada setiap PNS Klaten untuk mengonsumsi rojolele dalam kesehariannya.
Pewarta : Armila
Editor : Firman